Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
Meski begitu, dia memahami bahwa ada banyak pemangku kepentingan dalam lingkup kesehatan, termasuk di antaranya rumah sakit, pabrik obat, organisasi serta profesi.
“Tapi stakeholder yang paling besar yang menerima layanan kesehatan, ini 280 juta (masyarakat). Nah Kemenkes memprioritaskan 280 juta rakyat” ucap Budi.
“Saya mau sampaikan, Kemenkes hanya melakukan kebijakan yang berbasis pada kepentingan masyarakat,” pungkanya.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muharwarman memastikan bawah Kemenkes selalu melibatkan dokter-dokter lulusan FKUI dalam setiap penyusunan kebijakan.
“Termasuk beberapa ketua kolegium yang juga merupakan alumni FKUI yang aktif berdiskusi dengan Kemenkes,” ucap Aji.
Menurut Aji, kebijakan Kemenkes selalu mengutamakan kepentingan masyarakat luas, bukan individu maupun organisai tertentu.
Aji pun mengeklaim, posisi kolegium saat ini justru lebih independen, karena tidak lagi berada di bawah organisasi profesi, tetapi Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) yang langsung bertanggung jawab kepada presiden.
“Dengan demikian, kolegium tidak berada di bawah Kemenkes,” jelas Aji.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisruh Guru Besar FKUI-Menkes: Banyak Kebijakan Kesehatan Melenceng", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2025/05/18/11360971/kisruh-guru-besar-fkui-menkes-banyak-kebijakan-kesehatan-melenceng?page=all#page2.
Selanjutnya: BFI RUN 2025 Antar 16 Pelari Menuju Marathon Dunia
Menarik Dibaca: Gaet 8.000 Pelari, BFI RUN 2025 Menularkan Energi Positif Menuju Gaya Hidup Sehat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News