Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total nilai perdagangan Indonesia dan Jepang periode Januari – Maret atau kuartal-I 2025 sebesar US$ 7,70 miliar.
Melansir data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada sepanjang tahun 2024, total nilai perdagangan Indonesia dan Jepang tercatat sebesar US$ 35,67 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebesar US$ 20,71 miliar dan impor sebesar US$ 14,96 miliar.
Dengan demikian, Indonesia surplus neraca perdagangan terhadap Jepang sebesar US$ 5,74 miliar.
Produk utama Indonesia yang diekspor ke Jepang antara lain, batubara, gas minyak bumi, bijih tembaga, limbah potongan logam mulia, dan nikel.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Bukukan Nilai Kontrak Baru Rp 2 Triliun per Kuartal I 2025
Sedangkan produk yang diimpor Indonesia dari Jepang, antara lain, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor, kendaraan bermotor untuk penumpang, produk canai datar dari besi atau baja non paduan, dan kendaraan bermotor rakitan.
Lebih lanjut, guna memperluas investasi Jepang di Indonesia, khususnya di sektor perdagangan, Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Busan) melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Jepang Miyaji Takuma pada Jumat (16/5) di Jeju, Korea Selatan.
“Indonesia mengundang Jepang untuk meningkatkan investasi di Indonesia, khususnya di sektor perdagangan dan industri pendukung. Terkait hal tersebut, Indonesia terbuka untuk mendengarkan dan mencari solusi bersama untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif apabila terdapat hambatan atau kendala dalam proses investasi,” ujar Busan dalam keterangan resminya, Sabtu (17/5).
Baca Juga: Ekonomi Jepang Masuk Zona Kontraksi Kuartal I 2025, Konsumsi Lesu dan Ekspor Loyo
Selain itu, Busan juga meminta dukungan Jepang pada proses aksesi Indonesia dalam Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
“Indonesia meminta dukungan penuh Jepang agar Accession Working Group dapat segera terbentuk sehingga Indonesia bisa memulai proses negosiasi akses pasar, antara lain pada perdagangan barang, jasa, investasi, dan pengadaan pemerintah,” lanjut Busan.
Selanjutnya: Menko Muhaimin Iskandar Jabat Tangan Paus Leo XIV di Vatikan pada Hari Pelantikan
Menarik Dibaca: Ini Cara Bebas Finansial dengan Punya Multi-Income
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News