kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Kisruh Program MBG, Ekonom Sarankan Desain Ulang Secara Menyeluruh


Senin, 21 April 2025 / 17:30 WIB
Kisruh Program MBG, Ekonom Sarankan Desain Ulang Secara Menyeluruh
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/nz. Kisruh program Makan Bergizi Gratis (MBG) besutan Presiden Prabowo Subianto tengah mencuat di publik.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kisruh program Makan Bergizi Gratis (MBG) besutan Presiden Prabowo Subianto tengah mencuat di publik. Bagaimana tidak, program yang sudah berjalan sejak awal tahun 2025 itu, ditemukan banyak persoalan di lapangan.

Persoalan itu muncul seiring adanya laporan salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kalibata, Jakarta Selatan, yang dikabarkan tutup akibat kerugian hampir Rp 1 miliar. Kerugian tersebut diduga akibat penggelapan dana oleh pihak yayasan pengelola.

Ekonom Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan bahwa jika program ini ingin tetap dijalankan maka perlu adanya desain ulang secara menyeluruh.

“Harus ada desain ulang secara menyeluruh mulai dari skema pendanaan, sistem logistik, target sasaran yang rasional, hingga model kemitraan yang lebih adil,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (21/4).

Baca Juga: MBG Dinilai Minim Transparansi, Dapur Kalibata Jadi Contoh Kacaunya Tata Kelola

Achmad berpandangan, bahwa pemerintah juga perlu menempatkan transparansi sebagai prioritas utama, agar publik bisa memantau dan menilai apakah uang rakyat digunakan secara bertanggung jawab.

Asal tahu saja, program MBG telah mendapatkan anggaran sebesar Rp 71 triliun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025.

“Kisruh program MBG hari ini adalah buah dari ketergesaan politis dan ketidakmampuan negara memahami keterbatasannya sendiri. Ini adalah pelajaran bahwa program sosial, sebesar dan semulia apa pun tujuannya, tidak akan berhasil tanpa perencanaan yang matang dan fondasi fiskal yang kokoh,” terangnya.

Lebih lanjut, Achmad menambahkan, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan fiskal domestik, Indonesia tidak bisa lagi membiarkan program seperti MBG dijalankan hanya dengan semangat, tanpa akal sehat fiskal yang memadai.

“Jika tidak segera dibenahi, MBG berpotensi menjadi beban anggaran jangka panjang sekaligus bom waktu dalam kepercayaan publik terhadap janji-janji pemerintahan baru,” pungkasnya.

Baca Juga: Program Jumbo yang Rawan Penyimpangan

Selanjutnya: Pangkas Target Harga Merdeka Cooper (MDKA), Begini Rekomendasi Saham Panin Sekuritas

Menarik Dibaca: Dominan Berawan, Berikut Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (22/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×