Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) ke 10, telah rampung dilaksanakan pada Jumat (25/8). Ini adalah pertama kalinya kepemimpinan Indonesia mengundang pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN sebanyak dua kali dalam satu tahun.
Hasil pertemuan tersebut, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN sepakat untuk mempererat kerja sama dalam tiga sektor. Di antaranya, sektor keuangan, kesehatan, dan juga ketahanan pangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dalam pertemuan ini membahas membahas perkembangan kerjasama keuangan, terutama untuk memperbarui kondisi perekonomian seiring dengan banyaknya perkembangan perekonomian global dan regional yang begitu dinamis.
“Agenda pertemuan kedua kami adalah tiga tujuan strategis yang meliputi yang pertama adalah pemulihan dan pembangunan kembali, yang kedua adalah ekonomi digital dan yang ketiga adalah keberlanjutan,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers pasca melakukan pertemuan AFMGM, Jumat (25/8).
Baca Juga: Menteri Energi Se-ASEAN Sepakati Pernyataan Bersama Interkoneksi Antar Negara
Sri Mulyani menilai, pertemuan ini sangat penting untuk menunjukkan solidaritas dan memperkuat posisi ASEAN sebagai entitas regional.
Pesan kerja sama regional ini menjadi sangat penting, sejalan dengan dinamika dan tantangan global yang diprediksi oleh lembaga keuangan internasional termasuk ADB, IMF, dan Bank Dunia. Lembaga tersebut memprediksi pertumbuhan ekonomi ASEAN terus menjadi titik terang dan menjadi salah satu pendorong ekonomi global agar semakin membaik.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN diproyeksikan tumbuh 4,5% tahun ini, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan global. “Tentu saja komposisi tiap negara berbeda-beda. Dari sisi inflasi diperkirakan akan tetap tinggi di negara-negara anggota ASEAN tertentu, namun tetap lebih rendah dibandingkan kawasan lain,” jelasnya.
Terkait suku bunga, Sri Mulyani menyampaikan ASEAN berhasil mempertahankan kenaikan suku bunga dan depresiasi mata uang regional. Meskipun terjadi peningkatan suku bunga global, fundamental ekonomi ini menggarisbawahi ketahanan ASEAN terhadap tantangan global yang terus menjadi pusat pertumbuhan.
Dalam diskusi hari ini, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN membahas bagaimana ASEAN dapat menjaga momentum dan ketahanan ini secara strategis, melanjutkan dan secara kolektif menavigasi tantangan-tantangan yang sedang berlangsung.
Baca Juga: AS-China Kian Memanas, Ini Pesan Sri Mulyani ke Menkeu & Gubernur Bank Sentral ASEAN
Hal ini termasuk meningkatnya ketegangan geopolitik, meningkatnya tekanan utang dan terbatasnya ruang kebijakan. Seiring dengan fragmentasi global, pertumbuhan perdagangan global yang lebih lambat dan ancaman dari kemajuan teknologi serta kekhawatiran terhadap ketahanan pangan dan energi serta risiko perubahan iklim.
“Pertemuan kita hari ini juga menekankan pentingnya memperkuat bauran kebijakan ekonomi makro ASEAN agar negara-negara anggota ASEAN dapat menggunakan semua alat yang ada untuk menjamin stabilitas perekonomian kita,” terangnya.
Pertemuan tersebut juga, lanjutnya menekankan pentingnya tindakan kebijakan yang terkoordinasi dengan baik untuk mengatasi risiko multifaset ini.
Untuk tahun ini, keketuaan Indonesia menandai upaya yang dilakukan oleh proses keuangan ASEAN untuk meningkatkan kolaborasi dengan badan-badan sektoral lainnya dalam forum ASEAN.
Bendahara keuangan negara ini juga menyampaikan, inisiatif dalam bentuk pertemuan tingkat menteri ini sangat penting dalam mengatasi tantangan bersama global dan regional yang muncul dalam upaya yang lebih terpadu melalui pendekatan lintas sektor.
“Hal ini karena, dalam menghadapi permasalahan apa pun tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu menteri saja dan oleh karena itu kami juga melakukan hal yang sama. Memulai pertemuan lintas sektoral,” katanya.
Pertemuan ini juga membahas lintas sektor yaitu kerjasama kesehatan, pembahasan terkait ketahanan pangan dan kerjasama keuangan.
Selain itu, ditetapkan juga empat kerja sama lanjutan di kawasan Asean. Pertama, memperkuat kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons (PPR) pandemi, termasuk memanfaatkan Covid-19 ASEAN Response Fund untuk mengatasi penyakit menular lainnya yang mungkin muncul di masa mendatang.
Baca Juga: Pembukaan G20 TIMM, Mendag Zulkifli Hasan: G20 Harus Hasilkan Aksi Nyata
Kedua, terkait ketahanan pangan, negara anggota ASEAN berkomitmen meningkatkan keterlibatan sektor keuangan guna menjamin ketahanan pangan regional dan global melalui penguatan kolaborasi antara proses keuangan ASEAN dan badan-badan sektoral ASEAN lainnya.
Sri Mulyani bilang, kolaborasi lintas sektoral ini tidak hanya mencakup pendanaan ini, namun juga memiliki tujuan untuk memperbaiki kebijakan guna mengurangi tantangan terhadap ketahanan pangan, dan untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan dan dari sisi kesehatan.