Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
Ketiga, negara ASEAN juga sepakat untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha menengah dan kecil, petani kecil untuk mendukung ketahanan pangan. Serta meningkatkan fasilitasi perdagangan untuk mendorong ketahanan pangan.
Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN juga membahas bagaimana ASEAN dapat meningkatkan pembiayaan infrastrukturnya, melalui reposisi ASEAN Infrastructure Fund (AIF), dan menjadi ASEAN Green Fund. Tujuannya adalah untuk mempromosikan infrastruktur berkelanjutan di kawasan ASEAN.
Sehubungan dengan hal tersebut, pertemuan tersebut juga menyepakati bahwa perlu adanya keselarasan menyelaraskan pembiayaan infrastruktur ASEAN dengan taksonomi ASEAN untuk keuangan berkelanjutan.
Selain itu disepakati juga, agar terus memperkuat proses bisnis dana infrastruktur ASEAN, dan melakukan kajian lebih lanjut mengenai kontribusi rekapitalisasi infrastruktur ASEAN, serta optimalisasi kontribusi rekapitalisasi infrastruktur ASEAN.
Dalam pertemuan ini juga menyoroti pentingnya mendorong pembiayaan transisi untuk mendukung pencapaian ekonomi rendah karbon di kawasan ASEAN.
Hal ini disepakati karena perubahan iklim adalah ancaman nyata sehingga perlu segera diatasi. Transisi pembiayaan juga menjadi salah satu isu yang paling kritis. Pertemuan tersebut juga membahas fungsi keuangan berkelanjutan taksonomi ASEAN yang menjadi contoh bagaimana anggota ASEAN berupaya untuk memungkinkan penyesuaian, melakukan transisi yang terjangkau dan teratur di kawasan ASEAN.
“Taksonomi ASEAN merupakan taksonomi pertama di dunia yang mengklasifikasikan transisi energi ke dalam klasifikasi hijau baru,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani Pamer Keindahan Borobudur di Pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral
Taksonomi merupakan instrumen penting untuk menarik investasi swasta guna mendukung transisi di kawasan. Oleh karena itu, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN menggarisbawahi pentingnya kesesuaian taksonomi ASEAN dengan taksonomi internasional lainnya.
Dalam pertemuan ini, juga mengundang Uni Eropa, yang juga sudah mengembangkan taksonominya.
Pembahasan kerjasama perpajakan dan kepabeanan untuk meningkatkan pelaksanaan pertukaran informasi, mempercepat penyelesaian dan penerapan standar prosedur dan pedoman yang telah disepakati serta meningkatkan kapasitas kita dalam menghadapi ancaman dan permasalahan terkini dalam isu pembiayaan risiko bencana.
“Kami fokus pada peningkatan kapasitas anggota dalam menilai perlombaan, mengeksplorasi instrumen pembiayaan, dan mengembangkan strategi pembiayaan yang lebih efektif dalam merespons risiko bencana. Kami juga mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025,” ujarnya.
Selain itu, negara Kawasan juga fokus untuk mengevaluasi kemajuan, tantangan dan pencapaian yang sudah didapat. Juga beralih ke visi komunitas ekonomi ASEAN pasca 2025. Negara Kawasan juga saling bertukar ide untuk mempercepat dan meningkatkan implementasi blueprint, dan diharapkan blueprint ini kuat dan tetap relevan dengan perkembangan pada dinamika global saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News