kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sederet Tantangan Ini Jadi Hambatan Indonesia Untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 5%


Kamis, 13 Juni 2024 / 19:42 WIB
Sederet Tantangan Ini Jadi Hambatan Indonesia Untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 5%
ILUSTRASI. Pekerja berjalan di pusat bisnis Jalan MH. Thamrin Jakarta, Senin (01/04/2024). Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 4,9% menjadi 5% pada tahun 2024 ini.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 4,9% menjadi 5% pada tahun 2024 ini.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut masih relatif moderat, meskipun lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,2%.

“Tetapi kami dari Indef, tetap mempertahankan proyeksi ekonomi 2024 di 4,8%,” tutur Eko kepada Kontan, Kamis (13/6).

Baca Juga: Morgan Stanley Turunkan Rekomendasi Saham RI, Ini Dampaknya ke Perekonomian

Alasan memproyeksikan 4,8% karena perekonomian Indonesia bakal dihadapkan pada sejumlah masalah yang berpotensi membuat roda perekonomian Indonesia melambat.

Meski Indonesia masih terjebak pada pertumbuhan ekonomi 5% dalam 10 tahun terakhir, Eko menilai capaian tersebut masih relatif moderat di tengah berbagai tantangan perekonomian yang ada.

Akan tetapi, ia memberikan catatan, jika ke depannya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mampu tumbuh melebihi 5%, maka akan semakin sulit untuk Indonesia menjadi negara maju pada ahun 2045.

Setidaknya, agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak melambat di bawah 5%, maka pemerintah harus mengantisipasi beberapa hal. 

Baca Juga: Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan RI Jadi 5% pada 2024, Ini Sederet Tantangannya

Pertama, menjaga harga yang diatur pemerintah  dan pangan tetap stabil, tidak menaikan tarif listrik dan LPG 3 kg.

Kedua, kebijakan yang pro pada masyarakat ekonomi kelas menengah yang saat ini tengah mengalami tekanan. Salah satunya dengan tidak menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun 2025.

“Kebijakan yang pro pasti jawabannya bukan PPN naik, atau biaya pendidikan yang naik. Ini karena PPN paling signifikan dampaknya ke kelas menengah. Implikasinya besar melalui kebijakan pemerintah yang langsung menghantam daya beli,” ungkapnya.

Ketiga, pemerintah perlu mewaspadai kondisi defisit neraca transaksi berjalan yang terus melebar. Sebab, jika defisit neraca transaksi berjalan ini terus melebar, akan membuat tingkat suku bunga tahun depan terdorong naik.

“Jadi perlu waspada, karena keseluruhan strategi kebijakan sepertinya mendorong bunga tinggi, sepertinya sektor rill tidak akan mendapatkan pendanaan lagi,” kata Eko.

Baca Juga: Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5%

Keempat, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjebak di 5% lantaran masalah biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang masih tinggi. Kondisi ICOR yang tinggi membuat investor berpikir ulang saat akan berinvestasi dalam negeri.

Di samping itu, problem lain dalam investasi seperti hambatan logistik, korupsi, dan biaya produksi mahal juga harus diperbaiki.

Eko mengatakan, satu-satunya cara agar Indonesia keluar dari jebakan pertumbuhan ekonomi 5% adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Baca Juga: Kemenkeu Targetkan Inflasi di Kisaran 1,5%-3,5% dari Tahun 2025 hingga 2027

“Hampir di semua negara maju, yang tadinya nggak maju jadi maju karena SDM. Seperti korea Selatan, Jepang dan China semuanya investasi ke SDM,” jelasnya.

Sehingga, dengan SDM yang unggul maka masyarakat bisa lebih produktif dan mengembangkan kemampuan berwirausaha, dan penghasilan yang didapat pun akan lebih tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×