kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45861,67   -2,73   -0.32%
  • EMAS1.368.000 0,59%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan RI Jadi 5% pada 2024, Ini Sederet Tantangannya


Kamis, 13 Juni 2024 / 17:37 WIB
Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan RI Jadi 5% pada 2024, Ini Sederet Tantangannya
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (9/5/2024). Bank Dunia Kerek Proyeksi Pertumbuhan RI Jadi 5% pada 2024, Ini Sederet Tantangannya.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 4,9% menjadi 5% pada  tahun 2024 ini.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan solid karena ditopang pertumbuhan kelas menengah dan kebijakan ekonomi yang cenderung prudent.

Sependapat dengan proyeksi Bank Dunia, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih akan di kisaran 5% hingga 5,1%.

Proyeksi tersebut sejalan juga dengan prediksi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) soal pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5%. Di samping itu, Asian Development Bank (ADB) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5% tahun ini.

Baca Juga: Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5%

Meski begitu, Josua mengingatkan agar pemerintah tetap waspada, sebab masih ada sederet tantangan yang bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tantangan tersebut di antaranya, laju pertumbuhan konsumsi yang masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini terjadi pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024,  yang tumbuh sebesar 5,1% namun salah satu komponen penyumbang terbesarnya yakni, konsumsi hanya tumbuh sebesar 4,91%.

Di samping itu, pendapatan riil masyarakat pun tidak sepadan di tengah kenaikan biaya hidup terutama pada masyarakat kelas menengah.

“Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, kami menilai pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan produktivitas dari perekonomian, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun teknologi produksi. Sehingga dengan input yang sama, dapat menghasilkan output yang lebih besar,” tutur Josua kepada Kontan, Kamis (13/6).

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Investasi Rp 1.900 Triliun di 2025, Pengamat: Tak Lihat Kondisi

Peningkatan produktivitas juga dinilai dapat mendorong naik pertumbuhan ekonomi jangka panjang alamiah Indonesia. Josua menambahkan, kunci untuk membawa Indonesia mencapai target menjadi negara maju pada 2045 adalah dengan melakukan transformasi struktural.

Jika hal tersebut dilakukan, maka kemungkinan Indonesia tumbuh 6% per tahun akan dapat diwujudkan.

Dari sisi eksternal, pemerintah disarankan agar meningkatkan perannya pada global value chain sehingga dapat memberikan pajak pertambahan nilai (PPN) yang lebih tinggi.

Selain itu, ketergantungan penerimaan negara pada sektor komoditas juga perlu dikurangi, dan lebih mendorong kebijakan hilirisasi, dengan memperpanjang domestik supply chain, serta perlunya mencari sumber-sumber produk atau tujuan ekspor baru.

“Selain itu, kualitas SDM kita juga perlu terus ditingkatkan guna mendukung semua agenda tersebut,” ungkapnya.

Baca Juga: Kemenkeu Sebut Belanja Perpajakan Mayoritas Dimanfaatkan Para UMKM

Dari sisi SDM, Josua menyarankan, agar perlu adanya Pendidikan yang mengajarkan masyarakat agar bisa mengikuti perkembangan teknologi terkini, sehingga bisa menyesuaikan kebutuhan industri.

Dengan peningkatan kualitas SDM tersebut, maka akan mendorong produktivitas SDM yang juga akan diikuti dengan peningkatan investasi. Dengan masuknya investasi tersebut maka berpotensi mendorong penciptaan lapangan kerja, dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang mendekati potensinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×