Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley menurunkan rekomendasi saham-saham di Indonesia menjadi underweight. Alasannya, Morgan Stanley menganggap tren suku bunga The Fed yang tinggi, penguatan dolar Amerika Serikat (AS), akan menimbulkan berbagai risiko investasi di pasar modal.
Di samping itu, mereka juga khawatir janji kampanye presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, seperti usulan pemerintah untuk menyediakan makan siang dan susu bagi pelajar, dapat menimbulkan beban fiskal yang besar, sementara prospek pendapatan Indonesia juga memburuk.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto berpendapat turunnya rating saham Indonesia belum berdampak luas bagi perekonomian makro Indonesia.
Aksi jual yang terjadi di pasar saham Indonesia lebih disebabkan respons investor global terhadap kondisi global yang kurang kondusif saat Federal Reserve Amerika Serikat (AS) atau The Fed dipandang belum mengubah arah kebijakan moneternya menjadi lebih longgar.
Baca Juga: Morgan Stanley Turunkan Rekomendasi Saham-Saham Indonesia Jadi Underweight
Ditambah lagi, valuasi dari saham Indonesia di sektor pertambangan, consumer goods, property banyak juga yang atraktif.
"Kami asumsikan foreign flow akan kembali ke Indonesia jika kondisi pasar keuangan global menjadi lebih kondusif," kata Myrdal kepada Kontan, Kamis (13/6).
Selain itu, Myrdal menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih terbukti solid hingga saat ini. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi stabil di kisaran 5%, kondisi inflasi yang rendah, maupun posisi fiskal yang kemungkinan masih akan menjaga defisit di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Risiko lonjakan defisit fiskal Indonesia diperkirakan relatif minim karena program ekspansi fiskal yang akan dilakukan pemerintah kemungkinan akan memberikan dampak positif maupun efek pengganda bagi perekonomian Indonesia," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News