kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Produksi Beras Naik 7 Tahun Terakhir, Sri Mulyani: Jadi yang Terpoduktif di ASEAN


Selasa, 01 Juli 2025 / 14:23 WIB
Produksi Beras Naik 7 Tahun Terakhir, Sri Mulyani: Jadi yang Terpoduktif di ASEAN
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, produksi beras melonjak tinggi jadi 19,09 juta ton pada periode Januari hingga Juni 2025.KONTAN/BAihaki/5/1/2022


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat, produksi beras melonjak tinggi jadi 19,09 juta ton pada periode Januari hingga Juni 2025.

Produksi ini tercatat meningkat bila dibandingkan pada periode tahun lalu yang sama hanya mencapai 16,86 juta ton. Artinya, produksi beras ini meningkat 13,2%.

Sri Mulyani menyampaikan, produksi beras hingga Juni 2025 ini produksi beras nasional tercatat tertinggi dalam 7 tahun terakhir, ini menempatkan Indonesia sebagai negara produktif di kawasan ASEAN.

“Bandingkan dengan cerita 2024 di mana kita menghadapi El Nino dan harus melakukan pengamanan melalui impor beras,” tutur Sri Mulyani saat berpidato di Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (1/7).

Baca Juga: Produksi Beras pada Semester Kedua Diprediksi Menurun, Bapanas Bilang Begini

Lebih lanjut, ia menambahkan, dengan peningkatan produksi Perum Bulog per pekan ketiga Juni 2025 yang telah mencapai 4,17 juta ton beras, menjadikan stok berada di Bulog tertinggi sejak Bulog didirikan dalam lima dekade lalu.

Capaian tersebut lanjutnya, juga memperkuatkan optimisme, bahwa swasembada beras sebagai bagian penting dari program ketahanan pangan yang telah berjalan sesuai dengan harapan.

Meski demikian, sebelumnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi produksi beras pada semester kedua tahun ini akan terus menurun.

"Panen kita memang sangat baik di semester pertama. Ujian berikutnya adalah di semester kedua ini," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan resminya, Senin (30/6).

Arief memperkirakan harga gabah petani akan mulai bergerak naik karena tren produksi menurun. Berdasarkan panel harga pangan Bapanas per 26 Juni 2025, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berada di level Rp 6.733 per kilogram atau 3,58 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Baca Juga: Produksi Mulai Turun, BPS Catat Harga Beras Naik pada Bulan Mei 2025

Rerata harga tersebut pun mengalami kenaikan 1,69% jika dikomparasi terhadap rerata harga GKP sebulan lalu yang kala itu di Rp 6.621 per kg.

Namun demikian, Arief memastikan pemerintah telah menyiapkan langkah mitigasi dalam memastikan harga beras stabil di tingkat konsumen.

Pertama dalam bentuk bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang akan disalurkan selama dua bulan Juni-Juli. Kedua, dalam bentuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras ke pasaran dengan penyaluran maksimal 1,318 juta ton sampai akhir tahun nanti

Selanjutnya: Indonesia akan Produksi Baterai EV hingga 30 GWh dari Dua Proyek Raksasa Ini

Menarik Dibaca: Jangan Bilas Dengan Air, Ini Cara Perempuan Tetap Aktif dan Nyaman Saat Red Days

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×