Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan peningkatan impor sejumlah komoditas strategis dari Amerika Serikat (AS).
Komoditas tersebut mencakup minyak, gas alam cair (LNG), serta produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan jagung.
Sri Mulyani menegaskan bahwa hambatan perdagangan dan non-perdagangan menjadi perhatian serius pemerintah. Evaluasi berkelanjutan terhadap tarif dan mekanisme non-tarif dilakukan untuk menciptakan iklim perdagangan yang lebih terbuka dan efisien.
Baca Juga: Hadapi Dinamika Global, Sri Mulyani Dorong Diversifikasi Pasar Ekspor
“Di sisi tarif, sebagian besar tarif Indonesia sebenarnya sangat rendah, tetapi kami akan selalu mengevaluasi dan melihat apakah ada area yang dapat kami tingkatkan di sisi tarif,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Sabtu (26/4).
Sementara itu, untuk hambatan non-tarif, Sri Mulyani mengakui bahwa Indonesia masih memiliki sejumlah prosedur administrasi yang dapat memperlambat perdagangan, seperti proses bea cukai, prosedur perpajakan, hingga karantina produk pertanian.
Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya produk pertanian asal Amerika Serikat dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, produk seperti gandum, kedelai, dan jagung dikonsumsi secara signifikan di Indonesia, dan peningkatan impor dari AS dapat menjadi salah satu langkah strategis.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Pemerintah Serius Perluas Basis Pajak dengan Bidik Sektor Ilegal
"Kita mengimpor tidak hanya dari Amerika Serikat tetapi juga dari banyak negara lain. Jadi dalam konteks itu, kita selalu dapat membahas bagaimana kita dapat mempersempit kesenjangan dan menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang lebih baik untuk menyediakan jenis produk pertanian ini,” ungkap Menkeu.
Dalam sektor energi, Menkeu menekankan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara penghasil minyak dan gas, kapasitas produksinya masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melihat peluang untuk meningkatkan impor energi, khususnya LNG, dari Amerika Serikat.
“Jadi ini semua adalah area di mana kita tentu dapat melakukan outsourcing minyak dan gas dari Amerika Serikat, termasuk produk Boeing dan sebagainya. Ada juga beberapa komoditas serta produk manufaktur di mana kita dapat mempersempit, mengurangi, atau bahkan menghilangkan surplus ini,” jelas Menkeu
Selanjutnya: Maipark Nilai Pelemahan Rupiah bisa Berdampak Terhadap Perusahaan Reasuransi
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News