kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Produksi Beras pada Semester Kedua Diprediksi Menurun, Bapanas Bilang Begini


Senin, 30 Juni 2025 / 18:49 WIB
Produksi Beras pada Semester Kedua Diprediksi Menurun, Bapanas Bilang Begini
ILUSTRASI. Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi produksi beras pada semester kedua tahun ini akan terus menurun. . ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/bar


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) memprediksi produksi beras pada semester kedua tahun ini akan terus menurun. 

"Panen kita memang sangat baik di semester pertama. Ujian berikutnya adalah di semester kedua ini," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan resminya, Senin (30/6). 

Arief mengatakan hingga akhir Juni ini, Cadangan Beras Pemerintah mencapai 4,2 juta ton dengan penyerapan dalam negeri mencapai 2,6 juta ton setara beras. 

Baca Juga: Beri Waktu 2 Pekan, Bapanas Minta Pengusaha Beras Premium Lakukan Perbaikan

Capaian itu membuat Indonesia menjadi negara ke-4 sebagai produsen beras terbesar berdasarkan laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pada Juni 2025. 

"Dengan itu, capaian Indonesia berada lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Filipina," ungkap Arief. 

Namun begitu, Arief mengatakan tantangan ke depan adalah memastikan kesiapan stok beras lantaran panen raya telah usai di Maret dan April lalu. 

Arief mengatakan Indonesia berhasil memproduksi beras hingga 10 juta ton pada Maret—April tahun ini. Ia menyatakan sekitar 2,5 hingga 2,6 juta ton beras telah diserap oleh Bulog. Ia mengatakan ada sisa sekitar 3,4 beras yang masih berada di penggilingan padi.

Arief memperkirakan harga gabah petani akan mulai bergerak naik karena tren produksi menurun. Berdasarkan panel harga pangan Bapanas per 26 Juni 2025, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani berada di level Rp 6.733 per kilogram atau 3,58 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram. 

Baca Juga: Mentan Ungkap 212 Produsen Beras Bermasalah, Langgar Aturan Penjualan

Rerata harga tersebut pun mengalami kenaikan 1,69 persen jika dikomparasi terhadap rerata harga GKP sebulan lalu yang kala itu di Rp 6.621 per kg. 

Namun demikian, Arief memastikan pemerintah telah menyiapkan langkah mitigasi dalam memastikan harga beras stabil di tingkat konsumen. 

Pertama dalam bentuk bantuan pangan beras kepada 18.277.083 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang akan disalurkan selama dua bulan Juni-Juli. Kedua, dalam bentuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras ke pasaran dengan salur maksimal 1,318 juta ton sampai akhir tahun nanti.

Selanjutnya: Di Tengah Konflik Timur Tengah, Samudera Indonesia (SMDR) Catat Lonjakan Laba 52,7%

Menarik Dibaca: Tiket Diskon KAI Terjual 1,89 Juta Kursi, Ini KA dengan Tarif di Bawah Rp 100 Ribu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×