Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras secara nasional naik secara tahunan (yoy) pada Mei 2025. Kenaikan itu terjadi seiring tren produksi padi yang turun sejak April dan berpotensi berlanjut turun pada Mei–Juli 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan bahwa harga beras di tingkat penggilingan pada Mei 2025 turun tipis 0,01% secara bulanan mtm) namun tetap mengalami kenaikan 2,37% secara tahunan.
“Data harga ini merupakan rata-rata yang mencakup seluruh jenis kualitas beras dan mencerminkan kondisi di berbagai wilayah Indonesia,” kata Pudji dalam konferensi pers, Senin (2/6).
Baca Juga: BPS Catat Harga Beras Naik 0,92% Pada Januari 2025
Jika dirinci berdasarkan kualitas, beras premium turun 0,35% (mtm) dan hanya naik 0,01% (yoy). Beras medium naik 0,17% (mtm) dan naik signifikan 4,18% (yoy).
Sementara itu, inflasi harga beras di tingkat grosir tercatat 0,05% (mtm) dan 2,07% (yoy), sedangkan di tingkat eceran terjadi inflasi 0,20% (mtm) dan 2,46% (yoy).
BPS juga mencatat, berdasarkan analisis BMKG, curah hujan sepanjang April–Juli 2025 berada pada kategori rendah hingga menengah, kondisi yang relatif mendukung budidaya padi.
Namun, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah pada Juni–Juli, yang perlu diwaspadai karena berisiko mengganggu panen.
Sejalan dengan itu potensi produksi padi Mei–Juli 2025 diperkirakan mencapai 13,44 juta ton GKG, turun 1,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga potensi produksi beras Mei–Juli 2025 mencapai 7,75 juta ton.
Meskipun secara kumulatif, total produksi sepanjang Januari–Juli 2025 diperkirakan 21,76 juta ton, meningkat 14,49% atau 2,83 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Harga Beras Naik Serentak di Maret 2025, Sinyal Awal Tekanan Inflasi Pangan?
BPS memperkirakan wilayah potensi panen terbesar selama Mei–Juli 2025 masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat seperti wilayah Indramayu, Subang, Cirebon, Karawang, Bekasi, Cianjur, Sukabumi.
Lainnya di Jawa Tengah seperti Grobogan, Sragen, Pati, Demak, Blora. Kemudian Jawa Timur yakni Bojonegoro, Lamongan, Jember.
Selain itu, potensi panen juga tersebar di Sumatra seperti Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Lampung, khususnya Banyuasin dan Tulang Bawang.
Sementara Sulawesi berada di Sulawesi Selatan dan Tengah, terutama di Pinrang, Luwu, dan Luwu Timur. Serta Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti Sumbawa dan NTT, hingga Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Harga Beras Turun 3,79% pada November 2024
BPS menyimpulkan bahwa meskipun ada fluktuasi musiman, tren kenaikan produksi padi dan beras secara tahunan menunjukkan kondisi pasokan pangan domestik yang semakin membaik.
Selanjutnya: Lebih Dari Separuh, Penjualan Mobil Hybrid Suzuki Sudah Tembus 53%
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Tranexamic Acid untuk Wajah, Ketahui Juga Efek Sampingnya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News