kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom: Perlu Upaya Ekstra untuk Capai Target Investasi 2024


Selasa, 11 April 2023 / 11:10 WIB
Ekonom: Perlu Upaya Ekstra untuk Capai Target Investasi 2024
ILUSTRASI. Indonesia butuh investasi sekitar Rp 7.138,7 triliun hingga Rp 7.374,4 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2024. KONTAN/Baihaki/


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut Indonesia membutuhkan investasi dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024 sekitar Rp 7.138,7 triliun hingga Rp 7.374,4 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai masih ada peluang untuk mencapai target investasi tersebut. Akan tetapi, butuh upaya ekstra untuk bisa merealisasikannya. 

Sebab, banyak tantangan yang makin kompleks ke depannya. Dia menjelaskan salah satu tantangannya, yakni masih ada keraguan tentang UU Cipta Kerja yang ditujukan untuk mendorong investasi.

Baca Juga: Tahun Politik Jadi Penentu Realisasi Investasi 2024

"UU Cipta Kerja tampaknya belum bisa dijadikan sebagai pemicu naiknya investasi karena kebutuhan aturan teknis serta risiko digugat di Mahkamah Konstitusi," ucap dia kepada Kontan.co.id, Senin (10/4).

Bhima menyampaikan adanya tahun politik juga diyakini akan menghambat investasi. Sebab, investor yang sensitif dengan perizinan dan kebijakan cenderung wait and see terlebih dahulu sebelum memutuskan langkah. 

Sementara itu, dia mengatakan pertumbuhan investasi lebih didorong faktor makro ekonomi Indonesia yang ekspektasinya tumbuh di kisaran 5% atau relatif tinggi dari negara G-20 lain.

Selain itu, meski resesi global membayangi, Indonesia diyakini akan tetap diincar negara lain untuk berinvestasi. Salah satu pertimbangannya, yakni besarnya konsumsi domestik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×