kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Nilai Perlu Upaya Ekstra untuk Capai Target Devisa Pariwisata 2024


Senin, 10 April 2023 / 11:53 WIB
Ekonom Nilai Perlu Upaya Ekstra untuk Capai Target Devisa Pariwisata 2024
ILUSTRASI. Pemerintah targetkan devisa pariwisata capai US$ 30 miliar pada 2024.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan data pencapaian devisa pariwisata 2022 sebesar US$ 7,03 miliar. Angka itu terlihat masih terlalu jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar US$ 30 miliar pada 2024.

Terkait hal itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berpendapat memang akan menjadi tantangan untuk mencapai target devisa yang ditargetkan sebesar US$ 30 miliar pada akhir 2024.

Yusuf menganggap pandemi Covid-19 memang sudah mereda. Akan tetapi, sepertinya pemerintah harus mengembalikan kinerja seperti sebelum terjadinya pandemi Covid-19 yang mana angka cadangan devisa maksimal berada di angka US$ 16 miliar.

"Dengan demikian, dibutuhkan usaha ekstra untuk kemudian mencapai target di akhir 2024. Jadi, peluang masih ada, tetapi dibutuhkan extra effort atau upaya lebih," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Senin (10/4).

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Devisa Pariwisata Indonesia Hanya US$ 17 Miliar di Tahun 2024

Yusuf mengatakan pemerintah perlu memperbanyak penyelenggaraan event internasional di dalam negeri, seperti yang dilakukan pada 2022 dan awal 2023. Apabila menyelenggarakan banyak event internasional, pemerintah juga harus optimal dalam menyosialisasikan.

Mengenai hambatan, Yusuf menilai negara penyumbang terbesar wisatawan mancanegara, yakni China, pada tahun ini juga belum optimal berkontribusi menaikkan devisa pariwisata Indonesia. Sebab, mereka masih fokus terhadap tahap pemulihan perekonomian dalam negeri.

"Saya kira hal itu juga akan menjadi penghambat kunjungan wisatawan dari China ke Indonesia," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×