Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. HSBC Global Research menilai perbaikan ekonomi Indonesia pada 2025 banyak ditopang oleh sektor informal, di tengah masih lemahnya kinerja sektor formal.
Chief Indonesia and India Economist, HSBC Global Research, Pranjul Bhandari mengatakan, pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter tahun ini mulai mengalir ke konsumsi, terutama bagi kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.
"Karena inflasi turun cukup tajam, meningkatkan daya beli konsumen massal yang sensitif harga," ujar Pranjul dalam Media Briefing yang digelar secara virtual, Jumat (8/8).
Baca Juga: Beda Arah Kinerja Emiten Penyokong Ekonomi
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 mampu mencapai 5,12%, tertinggi dalam dua tahun, dan meningkat dari 4,87% pada kuartal sebelumnya.
Pranjul menekankan, sektor informal memegang peran besar dalam perekonomian, dengan kontribusi 60% terhadap lapangan kerja dan 55% terhadap konsumsi nasional.
"Pada 2025, meski sektor formal belum membaik, sektor informal menunjukkan kinerja jauh lebih baik," katanya.
Kendati begitu, ia mengingatkan pertumbuhan saat ini belum cukup untuk menutup kesenjangan output. Ia menyarankan pemerintah untuk mendorong investasi korporasi agar pertumbuhan bisa lebih tinggi dan berkelanjutan.
"Kita butuh pertumbuhan lebih tinggi dalam waktu lebih lama. Caranya, investasi korporasi harus meningkat. Saat ini perusahaan banyak menabung, tapi enggan berinvestasi," pungkasnya.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Sejalan dengan Kinerja Emiten di Bursa
Selanjutnya: 8 Makanan Sehat Pencegah Kanker yang Bisa Anda Coba Konsumsi
Menarik Dibaca: 8 Makanan Sehat Pencegah Kanker yang Bisa Anda Coba Konsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News