kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.290   6,00   0,04%
  • IDX 7.606   72,54   0,96%
  • KOMPAS100 1.082   12,15   1,14%
  • LQ45 800   6,71   0,85%
  • ISSI 254   -0,52   -0,20%
  • IDX30 413   4,37   1,07%
  • IDXHIDIV20 473   6,15   1,32%
  • IDX80 121   0,84   0,71%
  • IDXV30 126   2,02   1,63%
  • IDXQ30 132   1,65   1,26%

Tak disukai masyarakat, Golkar salahkan Demokrat


Kamis, 27 Maret 2014 / 09:37 WIB
Tak disukai masyarakat, Golkar salahkan Demokrat
Promo HokBen spesial di sepanjang bulan November tahun 2022 ini memberikan beragam paket lezat dengan harga hemat untuk Anda.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Partai Golkar menjadi salah satu partai politik yang tak disukai masyarakat setelah Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera berdasarkan survei Charta Politika. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Indra J Pilliang mengatakan, persepsi negatif yang didapat partainya merupakan dampak sebagai mitra koalisi.

"Ini yang coba tidak dihambat oleh Demokrat dan ini merugikan koalisi secara keseluruhan," kata Indra di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Menurut Indra, seharusnya Demokrat membangun komunikasi dengan partai-partai politik yang tergabung dalam sekretariat gabungan. Padahal, kata dia, Demokrat bisa menyosialisasikan prestasi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono kepada masyarakat.

"Tapi ini tidak ada komunikasi. Bahasa-bahasa perlawanan tidak dibangun. Yang kena partai koalisi," tandasnya.

Partai Demokrat menempati peringkat pertama sebagai partai politik yang paling tidak disukai masyarakat berdasarkan survei Charta Politika. Sementara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golongan Karya (Golkar) menyusul di peringkat kedua dan ketiga.

Partai Demokrat memperoleh angka 17,1 persen, sedangkan PKS mendapat 8,5 persen dan Golkar mendapatkan angka 6,6 persen. Partai politik lainnya secara berturut-turut adalah PDI Perjuangan (4,9 persen), PKPI (4,1 persen), Nasdem (2,7 persen), PBB (2,4 persen), Gerindra (2,1 persen), PKB (1,9 persen), PAN (1,7 persen), Hanura (1,3 persen), dan terakhir PPP (1 persen). (Rahmat Fiansyah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×