kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga jendral masuk bursa cawapres Jokowi


Rabu, 26 Maret 2014 / 23:15 WIB
Tiga jendral masuk bursa cawapres Jokowi
ILUSTRASI. Drama Korea Full House, merupakan salah satu drakor lawas terbaik legendaris yang dibintangi Rain dan Song Hye Kyo dengan cerita cinta lucu.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait mengatakan, sejumlah nama masuk dalam daftar calon wakil presiden yang akan mendampingi bakal calon presiden PDI-P, Joko Widodo atau Jokowi. Dari beberapa nama tersebut, ada tiga jenderal yang masuk daftar.

"Ada tiga nama, Ryamizard, Moeldoko, dan Luhut Panjaitan," kata Maruarar, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu merupakan mantan Kepala Staf Angkatan Darat di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Sementara itu, Jenderal TNI Moeldoko saat ini masih menjabat sebagai panglima TNI. Adapun Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan adalah mantan Kodiklat TNI AD yang kini duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar.

Selain tokoh dari dunia militer, Maruarar mengatakan, ada pula tokoh dari kalangan penegak hukum. Mereka adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Nama lainnya adalah mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Menurut Maruarar, Kalla adalah sosok yang berpengalaman di berbagai bidang, seperti bisnis, politik, birokrasi, hingga sosial.

"Dari nama-nama itu, artinya Indonesia tidak kehilangan orang-orang hebat," kata dia.

Maruarar berharap masyarakat bisa ikut terlibat dalam menentukan cawapres bagi Jokowi. Partisipasi publik tersebut, kata dia, penting agar posisi cawapres tidak hanya menjadi hak-hak orang tertentu.

"Biarkan ini menjadi proses dialektika yang mendalam. Jangan sampai ini menjadi ruang gelap yang tersembunyi di mana publik tidak terlibat. Dan Mbak Mega punya koneksitas dengan publik, dengan banyak tokoh," kata Maruarar. (Rahmat Fiansyah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×