kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemillih pemula nilai DPR sebagai institusi korup


Kamis, 27 Maret 2014 / 07:56 WIB
Pemillih pemula nilai DPR sebagai institusi korup
Katalog promo JSM Indomaret 4-6 November 2022 dengan banyak potongan harga selama 3 hari di akhir pekan ini.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kalangan pemilih pemula menilai lembaga legislatif, DPR dan DPRD, merupakan lembaga yang kerap melakukan praktik tindak pidana korupsi. Indeks persepsi korupsi institusi tersebut bahkan menyentuh angka 4,33 dari 5.

Hal itu terkemuka di dalam hasil survei terhadap persepsi pemilih pemula pada Pemerintah, Korupsi, dan Pemilu Nasional 2014 yang dirilis Transparency International Indonesia (TII) di Jakarta, Rabu (26/3/2014).

TII memberikan skala 1 sampai 5 untuk menentukan tingkat korupsi sebuah institusi. Skala 1 menunjukkan institusi itu sama sekali tidak korup, sedangka angka 5 menunjukkan institusi itu sangat korup.

Institusi lain yang juga dianggap sebagai institusi paling korup yaitu partai politik, polisi, kejaksaan/kehakiman, dan pegawai negeri sipil. Indeks persepsi korupsi parpol mencapai 3,88, polisi 3,84, kejaksaan/kehakiman 3,69, dan pegawai negeri sipil 3,05.

"Dari segi opini, kepolisian tetap menduduki posisi peringat tiga teratas yang dipersepsikan paling korup. Dua teratas dipegang DPR/DPRD dan partai politik. Ini gawat!," kata Kepala Departemen Youth TII, Lia Toriana.

Lia mengatakan, tingginya indeks persepsi korupsi tidak terlepas dari kurang efektifnya kinerja pemerintah dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Hampir 54 persen pemilih pemula menyatakan jika mereka tidak bahkan sangat tidak setuju pemberantasan korupsi oleh pemerintah berjalan efektif.

Kendati demikian, ia mengatakan, jika tidak semua upaya pemberantasan korupsi di Indonesia berjalan buruk. Para pemilih pemula itu melihat jika belum ada perubahan positif dari upaya pemberantasan korupsi yang ada.

"Hal itu tidak terlepas dari kehidupan mereka sehari-hari. Sebagai contoh, dalam keseharian anggota keluarga mereka masih dimintai uang siluman untuk mengakses layanan publik terutama di kepolisian, dan pejabat setingkat RT/RW/lurah," katanya.

Survei ini menyasar pemilih pemula dari kalangan anak muda dengan rentan usia 17-21 tahun. Survei ini melibatkan lima wilayah Provinsi DKI Jakarta minus Kepulauan Seribu. Jumlah responden yang disurvei sebanyak 993 orang. Dengan metode proportionate stratified random sampling, tingkat margin of error pada survei ini sebesar 2,3 persen. (Dani Prabowo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×