/2018/05/24/25532435.jpg "Usai Dua Kali Gagal, Akhirnya Soeharto Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional")
Reporter: Lailatul Anisah, RR Putri Werdiningsih | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia (RI) ke-2 Soeharto akhirnya resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional bersama dengan 9 tokoh lainnya. Ini terjadi setelah tiga kali diusulkan dalam era kepemimpinan Presiden yang berbeda-beda.
Pemberian gelar sebagai pahlawan nasional ini diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Senin (10/11/2025). Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah.
Keputusan ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Baca Juga: Resmi! Soeharto, Gus Dur, Marsinah Pahlawan Nasional, Cek Hak Keluarga & Ahli Waris
Nama Soeharto, pertama kali masuk dalam pembahasan Dewan Gelar pada 2010, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, ketika itu pengusulan belum dilanjutkan, dengan pertimbangan masih diperlukan “pengendapan”.
Kemudian berulang di eraPresiden Joko Widodo, nama Soeharto kembali diusulkan, tetapi lagi-lagi keputusan tersebut tidak diambil pemerintah.
Baru akhirnya pada pengajuan ketiga di era Presiden Prabowo Subianto nama Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Namanya masuk dalam 10 daftar pahlawan nasional yang ditetapkan di Istana Negara pada Senin (10/11/2025). Presiden RI ke-2 itu lolos setelah menyisihkan 49 nama yang diserahkan oleh Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon. Adapun, nama-nama yang diusulkan terdiri atas 40 usulan baru serta 9 dari usulan sebelumnya yang belum ditetapkan oleh Presiden.
Baca Juga: Prabowo Beri Gelar 10 Pahlawan Nasional, Salah Satunya Ada Soeharto
Meski menuai pro kontra, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi memastikan usulan pemberian gelar pahlawan setiap tokoh, termasuk Soeharto, sudah melalui semua prosedur.
"Bahwa ada pro-kontra, bahwa ada yang mungkin setuju ataupun tidak setuju, itu bagian dari aspirasi," kata dia dalam keterangan resminya, akhir pekan lalu.
Ia meminta masyarakat melihat dari kacamata positif. Apalagi para pemimpin terdahulu juga terbukti memiliki banyak jasa untuk pembangunan.
"Marilah kita arif dan bijaksana untuk menghormati dan menghargai jasa-jasa para pendahulu," ujar dia.
Selanjutnya: 30 Twibbon Hari Kesehatan Nasional 2025: Sebarkan Semangat Hidup Sehat
Menarik Dibaca: iQOO Z10R HP Murah Harga Rp 3 Jutaan, Hadirkan Sensor Sony IMX882 di Kamera Utama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
