Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
Di samping itu, masyarakat juga banyak yang berdampak PHK dari akhir tahun 2024 dan di awal tahun ini.
Ketiga, inflasi yang masih tinggi, utamanya komoditas pangan dan energi dan ini menggerus daya beli masyarakat. Situasi ini, lanjutnya diperburuk lonjakan harga sembako dari awal tahun 2025.
Keempat, suku bunga acuan yang tinggi atau BI-rate saat ini yang masih berada di level 5,75%, menahan laju konsumsi kredit. Seperti kredit kendaraan bermotor dan KPR rumah yang selama ini menopang belnja rumah tangga.
Baca Juga: BI: Konsumsi Rumah Tangga Perlu Didorong untuk Menopang Permintaan Domestik
Kelima ketidakpastian global dinilai berdampak pada sentimen konsumen dan nilai tukar rupiah yang terus mengalami pelemahan atas dolar AS. hal ini membuat harga barang impor mahal, dan ini menekan konsumsi barang elektronik dan kebutuhan non pokok lain.
Melihat faktor-faktor tersebut, Badiul menilai pemerintah perlu memperkuat kebijakan stimulus fiskal, stabilisasi harga pangan, pengendalian inflasi dan penyediaan lapangan pekerjaan. “Ini dilakukan guna menjaga daya beli masyarakat ke depannya,” tandasnya.
Selanjutnya: Proyek Akatara Milik Jadestone Energy Senilai Rp 2 T Resmi Beroperasi
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 16-23 April 2025, Indomie Jumbo Beli 3 Jadi Murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News