Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia justru meningkat di saat PMA global cenderung mengalami tren penurunan. PMA global terus menurun lantaran sedang mengalami guncangan ekonomi.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, PMA global cenderung menurun setelah mengalami puncaknya pada 2015 lalu. Sejak saat itu PMA global terus menurun hingga 37% pada 2022.
Akan tetapi, pada kondisi yang sama pertumbuhan PMA Indonesia justru meningkat hingga 56% pada 2022.
Baca Juga: Angka Pengangguran Masih Tinggi, Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI Perlu Diperbaiki
“Jadi PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia hanya 1,3%, tapi PMA ke Indonesia 3,5% dari global porsinya,” tutur David dalam agenda Bisnis Indonesia Business Challenges 2024, Kamis (23/11).
Kondisi ini kata David, bisa menjadi peluang Indonesia untuk meningkatkan PMA dan juga arus perdagangan ke negara lainnya.
Misalnya saja Amerika Serikat (AS) dan juga negara-negara di Kawasan Eropa, yang mengubah orientasi perdagangan mereka terutama dari China dan beralih ke negara lain. Sebab, yang awalnya impor dari China ke AS mencapai 45% dari total impor, kini hanya sebesar 15% saja.
Baca Juga: Pertumbuhan Melambat, Realisasi Investasi di Kuartal III-2023 Capai Rp 374,4 Triliun
Kondisi ini juga menjadi peluang bagi negara-negara yang indeks manufakturnya terus tinggi diatas 50. Misalnya india dan meksiko yang indeks manufakturnya terus meningkat.
“Jadi AS dan beberapa negara di Eropa kelihatan ada shifting. Dan ini juga bisa menjadi peluang kita di Indonesia untuk bisa mendorng PMA kita sekaligus arus perdagangan dengan negara-negara tersebut,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News