kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angka Pengangguran Masih Tinggi, Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI Perlu Diperbaiki


Senin, 06 November 2023 / 18:10 WIB
 Angka Pengangguran Masih Tinggi, Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI Perlu Diperbaiki
ILUSTRASI. tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2023 sebanyak 7,86 juta orang


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2023 sebanyak 7,86 juta orang. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT di Agustus 2022 yang capai 8,42 juta orang.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, walau terjadi penurunan tetapi tingkat pengangguran tersebut masih relatif tinggi apabila dibandingkan pada pra pandemi Covid-19, yakni pada Agustus 2019 yang hanya 7,10 juta pengangguran.

"Meskipun terus menurun, jumlah dan tingkat pengangguran ini masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan sebelum pandemi," terang Amalia dalam konferensi pers, Senin (6/11) di Jakarta.

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menjelaskan, dari capaian tersebut sebetulnya Indonesia masih perlu memperbaiki kualitas pertumbuhan perekonomiannya.

Baca Juga: BPS: Jumlah Pengangguran Turun Pada Agustus 2023

Hal ini bertujuan agar angka Incremental Labour Output Ratio (ILOR) terus membaik. Adapun ILOR merupakan paramater yang menghitung serapan tenaga kerja per satu persen pertumbuhan.

Menurutnya, penurunan jumlah pengangguran sebanyak 0,65 juta tersebut belum maksimal dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 yang sebesar 4,94% year on year (YoY).

"Penurunan 0,56 juta pengangguran dalam setahun terbilang belum maksimal, jika dikomparasikan dengan rata-rata capaian pertumbuhan ekonomi yang 5% per tahun," ujar Ronny kepada Kontan.co.id, Senin (6/11).

Ronny bilang, meski terdapat angkatan kerja baru lebih dari 3 juta dan terjadi peningkatan tipis pada tingkat partisipasi kerja, namun faktanya yang mendapatkan pekerjaan tetap sangat kecil, yakni hanya sekitar 37% dari total angkatan kerja yang bekerja.

"Sisanya tergolong pekerja di sektor informal, baik berusaha sendiri atau menjadi paruh waktu di sektor informal, dan sejenisnya," katanya.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja di sektor informal masih mendominasi tenaga kerja Indonesia pada Agustus 2023.

Baca Juga: BPS Catat Jumlah Angkatan Kerja Naik 3,99 Juta Orang pada Agustus 2023

Tercatat, mayoritas tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal, yakni sebanyak 59,11% hingga Agustus 2023. Sementara, sisanya sebanyak 40,89% pekerja di sektor formal.

Oleh karena itu, dirinya mendorong pemerintah untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi, terutama dengan memberikan prioritas pada investasi di sektor riil, terutama sektor manufaktur dan jasa, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).

Selain itu, Ronny bilang, pemerintah juga harus memitigasi imbas disrupsi teknologi, lantaran digitalisasi dan mekanisasi produksi mengurangi peluang kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×