Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan harga rumah tapak di Indonesia masih menunjukkan perlambatan pada kuartal II-2025, terutama untuk tipe rumah kecil dan menengah.
Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis Bank Indonesia (BI), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal II 2025 hanya tumbuh sebesar 0,90% year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I 2025 sebesar 1,07% yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, perkembangan harga properti tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan penjualan unit properti residensial tipe kecil di pasar primer, sementara penjualan rumah tipe besar dan menengah mengalami kontraksi.
“Secara keseluruhan, penjualan unit properti residensial di pasar primer tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,80% yoy, setelah tumbuh sebesar 0,73% yoy pada kuartal I 2025,” tutur Denny dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga: Bank Sentral Indonesia, Malaysia dan Thailand Perluas Kerjasama Mata Uang Lokal
Adapun dari 18 kota yang disurvei, 14 kota di antaranya mencatat perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan. Perlambatan terbesar tercatat di Kota Pekanbaru dan Surabaya, masing-masing sebesar 2,69% yoy dan 1,05% yoy pada kuartal I 2025, menjadi 1,67% yoy dan 0,44% yoy pada kuartal II 2025.
Sementara itu, pertumbuhan harga rumah di Kota Banjarmasin, dan Semarang terakselerasi masing-masing dari 2,18% yoy dan 0,85% yoy menjadi 2,25% yoy dan 0,96% yoy pada kuartal II 2025
Denny membeberkan, berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa, sumber utama pendanaan untuk pembangunan properti residensial masih berasal dari dana internal pengembang, dengan pangsa mencapai 78,36%.
Dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 73,06% dari total pembiayaan.
Meski demikian, pada kuartal II 2025 ini total nilai KPR hanya mencapai 7,81% yoy, melambat dibandingkan 9,13% yoy pada kuartal sebelumnya.
Selanjutnya, pembelian primer melalui pembayaran tunai tertahap dan tunai masing-masing memiliki pangsa sebesar 17,75% dan 9,19%.
Selanjutnya: 7 Penyebab Makeup Mudah Luntur, Inilah Solusinya Moms
Menarik Dibaca: 7 Penyebab Makeup Mudah Luntur, Inilah Solusinya Moms
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News