kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI: Pasar Keuangan Global Tak Pasti, Arus Modal Asing Hengkang US$ 400 Juta


Kamis, 19 Oktober 2023 / 17:35 WIB
BI: Pasar Keuangan Global Tak Pasti, Arus Modal Asing Hengkang US$ 400 Juta
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama para Deputi Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Kamis (19/10/2023).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan terhadap aliran modal asing terus berlanjut pada kuartal IV-2023. Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga 17 Oktober 2023, ada aliran modal asing yang keluar sebesar US$ 400 juta. 

Gubernur BI Perry Warjiyo bilang, keluarnya modal asing seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global. 

"Ketidakpastian mendorong keluarnya dana asing dalam bentuk investasi portofolio," terang Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/10) di Jakarta. 

Sebenarnya, aliran modal asing pun juga keluar dari pasar keuangan pada kuartal III-2023. Dari catatan BI, arus modal asing hengkang sekitar US$ 2,1 miliar.  Meski demikian, BI yakin stablitas eksternal masih terjaga, seiring dengan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang masih solid. 

Baca Juga: Menurut Bos BI, Ini Lima Peristiwa yang Menghantui Prospek Perekonomian Global

BI sendiri mewanti-wanti ada ketidakpastian global yang menghantui prospek perekonomian global.  Menurut Perry , setidaknya ada lima peristiwa yang memengaruhi ketidakpastian global. Pertama, pertumbuhan ekonomi global yang melambat, dengan divergensi pertumbuhan antarnegara yang melebar. 

Kedua, tensi ketegangan geopolitik yang meningkat sehingga mendorong keanikan harga minyak dan harga pangan dan menghambat inflasi. 

Ketiga, inflasi yang tinggi akan mendorong suku bunga negara maju berada di tingkat tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Termasuk, suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS). 

Keempat, suku bunga yang tinggi mungkin untuk menaikkan tingkat utang negara berkembang.  Kelima, aliran modal akan keluar dari negara berkembang sehingga menyebabkan pelemahan nilai tukar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×