kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Langkah yang ditempuh pemerintah tekan defisit menjadi 3% pada 2023


Selasa, 13 Oktober 2020 / 16:44 WIB
Langkah yang ditempuh pemerintah tekan defisit menjadi 3% pada 2023
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani (kanan) didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara (kiri) memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

“Belanja kita spending better yang disiplin dan dicermati di 2021. Dalam beberapa dinamika ekonomi kemudian cara kita melakukan penetapan defisit baik yang dibentuk dari penetapan belanja, itu dilakukan untuk mendukung kebijakan strategis 2021,” kata Ubaidi dalam Webminar Bincang APBN 2021, Selasa (13/10).

Adapun dari sisi belanja otoritas fiskal mengatur tujuh formula strategis di tahun depan. Pertama, mengalokasikan anggaran sebesar Rp 550,5 triliun dalam rangka mendukung peningkatan skor PISA dan kualitas guru serta penguatan penyelenggaraan PAUD.

Kedua, bidang kesehatan senilai Rp 169,7 triliun yang masih dilakukan untuk mengakselerasi pemulihan akibat Covid-19 serta melaksanakan reformasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan mempersiapkan Health Security Preparedness.

Baca Juga: Chatib Basri minta pemerintah fokus perkuat daya beli melalui BLT dan tak takut utang

Ketiga, adalah bidang perlindungan sosial dengan alokasi anggaran hingga Rp 421,7 triliun untuk mendukung reformasi secara bertahap yang komprehensif berbasis siklus hidup dan antisipasi aging population.

Keempat, infrastruktur yang memakan anggaran sebesar RP 413,8 triliun dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur layanan dasar, peningkatan konektivitas, dan dukungan pemulihan ekonomi, serta melanjutkan program prioritas yang tertunda.

Kelima, sektor ketahanan pangan yang memiliki pagu sebesar Rp 104,2 triliun bertujuan meningkatkan produksi pangan dan mendukung pemulihan ekonomi melalui revitalisasi sistem pangan nasional dan pengembangan food estate.

Keenam, bidang pariwisata melalui alokasi anggaran Rp 15,7 triliun untuk mendorong pemulihan sektor ini dengan fokus lima kawasan dan pengembangan skema KPBU.

Ketujuh, optimalisasi ICT dengan anggaran senilai Rp 29,6 triliun untuk mendukung dan meningkatkan kualitas layanan publik termasuk terkait efisiensi, kemudahan maupun percepatan.

Selanjutnya: Swasta bisa masuk industri pertahanan, pengamat: Bisa hemat keuangan negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×