kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Chatib Basri minta pemerintah fokus perkuat daya beli melalui BLT dan tak takut utang


Selasa, 13 Oktober 2020 / 14:12 WIB
Chatib Basri minta pemerintah fokus perkuat daya beli melalui BLT dan tak takut utang
Mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Chatib Basri sekaligus eks Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan bantuan langsung tunai (BLT) merupakan cara yang paling ampuh menangani dampak corona virus disease 2019 (Coivid-19) terhadap perekonomian.

Chatib menyampaikan, skema BLT penting untuk memperkuat sisi demand melalui konsumsi masyarakat, ini lebih penting dari pada sisi supply.

Sebab, menurutnya meski dunia usaha diberikan bermacam stimulus, namun tanpa ada kepastian daya beli masyarakat rasanya akan percuma.

Adapun sejauh ini pemerintah telah menggelontorkan BLT dalam bentuk bentuk uang tunai baik untuk masyarakat miskin maupun menengah dalam perlindungan sosial dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Baca Juga: Ekonomi Masuk Jurang Resesi, Gelombang PHK Makin Menjadi

Misalnya, BLT dana desa, pra kerja, dan bansos non-Jabodetabek dengan alokasi dana sekitar Rp 84,2 triliun.

Di sisi lain, pemerintah juga mengeluarkan program susulan dalam PEN berupa BLT subsidi gaji karyawan dengan anggaran Rp 37,7 triliun. Selain itu ada pula, bansos produktif untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupa cash transfer dengan pagu senilai Rp 21 triliun.

Chatib menilai pemerintah belum optimal menyokong daya beli masyarakat di kelas menengah, terutama yang berada di sektor informal. Dia bilang masalahnya adalah data.

Tetapi, data ini bisa diperkaya dan memiliki validitas yang tinggi jika pemerintah melibatkan sektor swasta, seperti marketplace atau e-commerce. Chatib juga menambahkan, lewat kartu pra kerja pemerintah sebetulnya dapat memetakan penerima BLT selanjutnya.

“Di kartu pra kerja keliatan, ada peserta yang berhenti di tengah jalan karena merasa materinya tidak berguna, artinya mereka butuh pelatihan. Tapi, ada peserta yang tetap bertahan sampai akhir pelatihan meski terlepas dari materinya. Berarti mereka yang masih bertahan itu butuh uangnya saja dari pra kerja. Ini data mereka bisa dimanfaatkan,” kata Chatib Basri dalam Dialog Bincang APBN 2021, Selasa (13/10).

Baca Juga: Marak PHK Massal, Butuh Perkuat Bantuan Sosial

Lebih lanjut, Chatib Basri bilang BLT kepada masyarakat menengah dan bawah sangat penting untuk menghambat laju penyebaran virus Covid-19. Sebab, bagi masyarakat kelas ekonomi tersebut, mau tidak mau harus keluar rumah untuk mencari uang.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×