kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.264   -64,00   -0,40%
  • IDX 7.083   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.052   4,61   0,44%
  • LQ45 825   3,16   0,38%
  • ISSI 211   0,45   0,21%
  • IDX30 424   1,66   0,39%
  • IDXHIDIV20 507   2,48   0,49%
  • IDX80 120   0,45   0,38%
  • IDXV30 124   0,48   0,39%
  • IDXQ30 141   0,68   0,49%

Kementerian Investasi Upayakan Peningkatan Investasi Portofolio, Ini Saran Ekonom


Minggu, 05 Januari 2025 / 15:18 WIB
Kementerian Investasi Upayakan Peningkatan Investasi Portofolio, Ini Saran Ekonom
ILUSTRASI. Logo perusahaan dan informasi perdagangan untuk BlackRock ditampilkan di layar di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, 30 Maret 2017. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM berupaya meningkatkan investasi portofolio masuk ke Indonesia.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM berupaya meningkatkan investasi portofolio masuk ke Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Center of Economic and law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, Investasi portofolio tidak perlu dikejar. Sejauh ini imbal hasil SBN yang tinggi sudah cukup menarik minat investor asing. 

Tahun 2025, investor yang beli surat utang pemerintah tenor 10 tahun diproyeksi imbal hasilnya 7,1%. Artinya ada spread sebesar 2,54% dengan US Treasury yang sebesar 4,56% alias masih lebar. 

Baca Juga: Dekati BlackRock, Kementerian Investasi Upayakan Peningkatan Investasi Portofolio

"Penambahan investasi di portofolio cenderung rentan terjadinya outflow dan jangka pendek," ujar Bhima kepada Kontan, Minggu (5/1).

Menurut Bhima, yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana investor kakap seperti Blackrock masuk ke investasi langsung penyertaan modal di proyek strategis.

Misalnya di proyek energi terbarukan, di mana Blackrock punya komitmen Climate Stewardship Policies bagian dari upaya membiayai perusahaan yang membawa perubahan nyata untuk mencegah naiknya suhu bumi di atas 1,5 C. 

"Pemerintah bisa fasilitasi perusahaan energi termasuk PLN dan perbankan domestik agar Blackrock bekerjasama mempercepat transisi energi," terang Bhima.

Baca Juga: Akhir Tahun, Pemerintah Getol Kumpulkan Dana untuk 2025 Lewat Prefunding

Bhima menilai, peluang industri komponen energi terbarukan di Indonesia sedang diincar oleh investor global. Khususnya untuk kebutuhan target komitmen pembangkit EBT sebesar 75 GW. 

Serta, peluang industri berteknologi tinggi misalnya untuk baterai penyimpanan energi (battery energy storage system), komponen panel surya, pembangkit angin dan air. 

Sebab, sampai dengan tahun 2040 dibutuhkan pembangkit panel surya 27 GW, angin 15 GW, dan hidro khususnya mikro-hidro 25 GW. Sementara BESS (Battery Energy Storage System) nya dibutuhkan 32 GW untuk menampung energi dari pembangkit listrik intermiten. 

BESS ini sangat dibutuhkan misalnya untuk panel surya dan mikro-hidro. 

Investasi untuk BESS diperkirakan mencapai US$6 miliar atau setara Rp 97,8 triliun dalam 15 tahun ke depan. 

"Industri terkait dengan pembangunan transmisi grid juga potensial. Kalau EBT nya didorong pastinya akan butuh investasi transmisi baru dan upgrade transmisi existing," jelas Bhima.

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan, investasi di Indonesia sebagian besar dari investasi sektor industri. Namun di satu sisi investor yang berinvestasi portofolio dinilai belum banyak.

Baca Juga: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional RI Meningkat pada Kuartal III-2024

Rosan mencontohkan, capital venture asal Amerika Serikat, BlackRock yang mempunyai asset under management (AUM) sekitar US$ 11 triliun atau 6 kali GDP Indonesia.

"Kita ingin arahkan untuk lebih digarap lagi sehingga kita punya investor tidak hanya yang dari industrinya, tapi juga investor portofolio di mana tren di dunia kan investor portofolio juga sangat aktif melakukan investasi di banyak negara," ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/1).

Sebab itu, Kementerian Investasi akan mengupayakan peningkatan investasi portofolio lebih besar masuk ke Indonesia.

"Agar tidak hanya terpaku hanya dengan investor dari industri tetapi juga fund-fund management yang saat ini belum tergarap secara maksimal," ucap Rosan.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp 13.032 triliun pada periode 2025-2029. Hal ini sebagai upaya mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029. 

"Di tahun 2025 investasi diharapkan mencapai Rp 1.905 triliun dengan total investasi dari 2025 sampai 2029 itu kurang lebih Rp 13.000 triliun lebih sedikit lah Rp 13.032 triliun. Itu adalah yang saya sampaikan ke Bapak Presiden," jelas Rosan.

Baca Juga: Mendorong Inovasi Kesehatan di Indonesia, Begini Langkah GSK dan Kemenkes

Rosan mengatakan bahwa investasi tersebut diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas. Selain itu, investasi tersebut juga diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

"Terutama dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029 seperti yang ditargetkan seperti yang dicanangkan oleh Kementerian Bappenas," terang Rosan.

Selanjutnya: PPKGBK Telah Melakukan Tindakan Pengamanan Lebih Lanjut Atas BMN Blok 14

Menarik Dibaca: Hujan Turun Sore dan Malam, Berikut Ramalan Cuaca Besok (6/1) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×