kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Prediksi IMF, Bank Dunia, dan OECD tentang Ekonomi Indonesia di 2024


Rabu, 03 Januari 2024 / 05:01 WIB
Ini Prediksi IMF, Bank Dunia, dan OECD tentang Ekonomi Indonesia di 2024
ILUSTRASI. Pemerintah optimistis mengenai perekonomian Indonesia memasuki tahun 2024. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

3. OECD 

The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) lebih optimistis melihat perkembangan perekonomian Indonesia, yakni mencapai 5,1% pada 2024. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 yang sebesar 4,7%.

“Pertumbuhan PDB riil Indonesia akan stabil pada 2023 sebesar 4,7% dan pertumbuhan diproyeksikan meningkat menjadi 5,1% pada 2024,” tulis OECD dalam Update Economic Outlook for Southeast Asia, China, and India 2023, dikutip Senin (4/9/2023).

Director of OECD Development Centre Ragnheiður Elín Árnadóttir menyampaikan, negara-negara di Asia akan menghadapi tantangan, terutama dari sisi global yang terus berlanjut. 

“Permintaan domestik, terutama konsumsi swasta yang kuat, akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini,” katanya dalam siaran pers pada Senin (4/9/2023).

Baca Juga: Industri Nasional Tangguh Hadapi Dampak Global, Menperin Bongkar Datanya

OECD menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didorong oleh permintaan komoditas ekspor utama dan konsumsi yang tertunda sejak pandemi. Namun, OECD juga mengingatkan adanya risiko yang bisa mengganggu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti persoalan energi, pupuk, pangan, dan ketegangan sosial menjelang Pemilu 2024.

Kebijakan moneter yang ketat dan dukungan untuk rumah tangga rentan diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×