kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.341.000   -7.000   -0,30%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

Minat DNDF BI Terbatas: Mengapa Pasar Enggan Kunci Kurs Rupiah?


Minggu, 23 November 2025 / 22:42 WIB
Minat DNDF BI Terbatas: Mengapa Pasar Enggan Kunci Kurs Rupiah?
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI) di gedung kantor pusat BI Thamrin, Jakarta, Jumat (24/5/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/24/05/2024


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali membuka lelang Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) sebagai upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Namun, hingga pertengahan November 2025, minat pasar terhadap instrumen ini terlihat masih terbatas.

Pada lelang DNDF sesi sore Jumat (21/11/2025), BI mencatat bahwa DNDF tenor 1 bulan dengan kurs Rp16.729 menghasilkan transaksi sebesar US$20 juta.

Sementara itu, DNDF tenor 3 bulan dengan kurs Rp16.740 tidak mendapat penawaran dari peserta.

Baca Juga: Lelang DNDF Sepi Peminat, Pasar Nilai Rupiah Masih Berpotensi Melemah

Pasar enggan mengunci kurs DNDF BI

Ekonom Ferry Latuhihin menilai, tidak lakunya tenor 3 bulan terjadi karena pelaku pasar tidak bersedia menjual di level kurs yang ditawarkan BI.

“Market tidak mau menjual di harga Rp16.740. Efeknya, rupiah tentu berada dalam tekanan jual,” ujar Ferry kepada Kontan.co.id, Minggu (23/11/2025).

Menurut Ferry, ekspektasi pasar atas pergerakan dolar dalam tiga bulan ke depan berada di atas Rp16.740, sehingga peserta lelang memilih menahan diri.

Ia bahkan memperkirakan nilai tukar rupiah akan terus melemah dalam beberapa kuartal mendatang.

Baca Juga: Danantara Siap Terbitkan Patriot Bonds Jilid II Rp 15 Triliun, Ini Catatan Analis

Ferry memproyeksikan, rupiah dapat mencapai Rp18.000 per dolar AS pada akhir 2025 dan kuartal I-2026.

Sementara pada kuartal III-2026, rupiah berpotensi merosot hingga Rp20.000 per dolar AS.

“Faktor fundamental ekonomi kita makin reyot dan suku bunga dolar tetap tinggi,” kata Ferry.

Baca Juga: Apkasi Siap Gelar AOE 2026: Miniatur Komoditas Indonesia dalam Satu Atap

DNDF tidak laku dianggap wajar

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai sepinya minat DNDF adalah konsekuensi mekanisme pasar.

Jika harga yang ditawarkan tidak sesuai ekspektasi, maka pelaku pasar tidak akan masuk.

“Itu hal yang wajar dalam kondisi saat ini,” kata Ibrahim.

Ibrahim menilai rupiah masih akan bergerak fluktuatif hingga akhir tahun, seiring perkembangan sentimen global dan domestik.

Baca Juga: Ekonom Maybank: Pembiayaan Utang 2025 Sesuai Jalur, Tantangan Pendapatan Masih Berat

Menurutnya, potensi pelemahan rupiah masih cukup besar akibat beberapa faktor seperti: data ekonomi Amerika Serikat (AS), kebijakan suku bunga The Fed, tensi perang dagang, dan penguatan indeks dolar AS.

Ia memproyeksikan rupiah di akhir tahun dapat berada di rentang Rp16.670–Rp16.850 per dolar AS.

Sebelumnya, pada lelang DNDF sesi sore 13 November 2025, BI menawarkan tenor 1 bulan di Rp16.747 dan tenor 3 bulan di Rp16.758.

Namun, kedua tenor tersebut tidak mendapat penawaran alias tidak laku.

Selanjutnya: Lelang DNDF Sepi Peminat, Pasar Nilai Rupiah Masih Berpotensi Melemah

Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×