CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.341.000   -7.000   -0,30%
  • USD/IDR 16.725   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.414   -5,56   -0,07%
  • KOMPAS100 1.163   -1,38   -0,12%
  • LQ45 846   -2,34   -0,28%
  • ISSI 294   -0,29   -0,10%
  • IDX30 440   -1,80   -0,41%
  • IDXHIDIV20 510   -4,13   -0,80%
  • IDX80 131   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 141   -1,39   -0,98%

Danantara Siap Terbitkan Patriot Bonds Jilid II Rp 15 Triliun, Ini Catatan Analis


Minggu, 23 November 2025 / 21:42 WIB
Danantara Siap Terbitkan Patriot Bonds Jilid II Rp 15 Triliun, Ini Catatan Analis
ILUSTRASI. Gedung Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Selasa (8/7/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A


Reporter: Chelsea Anastasia, Titis Nurdiana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Penyelenggara Investasi (BPI) Danantara berencana kembali menerbitkan surat utang Patriot Bonds senilai Rp 15 triliun.

Ini menjadi penerbitan kedua setelah edisi perdana yang menyerap minat sejumlah investor dengan kupon 2% per tahun.

“Patriot Bond jilid kedua senilai Rp 15 triliun akan diterbitkan segera, dengan investor yang berbeda dari penerbitan pertama,” ujar Chief Investor Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir, kepada Kontan.co.id, baru-baru ini.

Baca Juga: Apkasi Siap Gelar AOE 2026: Miniatur Komoditas Indonesia dalam Satu Atap

Kekhawatiran Return dan Risiko Crowding Out

Peneliti Departemen Ekonomi CSIS Indonesia Deni Friawan menilai, rencana penerbitan kedua ini memunculkan sejumlah kekhawatiran terkait efektivitas penggunaan dana dan potensi return bagi investor.

Ia menyoroti risiko crowding out, terutama jika investasi Danantara melalui Patriot Bonds tak menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan.

“Jika return atau dampak makroekonominya kecil, dana yang seharusnya bisa dipakai swasta untuk ekspansi yang mungkin lebih efisien justru terserap oleh Danantara,” jelas Deni kepada Kontan.co.id, Minggu (23/11/2025).

Baca Juga: Kementan Melalui PVTPP Dorong Sukabumi Tuntaskan Capaian LTT

Dengan kupon Patriot Bonds pertama yang hanya 2%, Deni menilai kupon edisi kedua pun berpotensi kurang menarik bagi investor.

Hal ini dapat memunculkan risiko opportunity loss, mengingat investor bisa memperoleh imbal hasil lebih tinggi melalui obligasi negara.

“Karena ini permintaan langsung dari negara, mungkin ada alasan lain. Investor bisa jadi berharap mendapatkan akses proyek atau kelancaran bisnis melalui keterlibatan di Danantara,” ujarnya.

Baca Juga: Ekonom Maybank: Pembiayaan Utang 2025 Sesuai Jalur, Tantangan Pendapatan Masih Berat

Tujuan Penggunaan Dana Belum Jelas

Deni juga menyoroti belum jelasnya tujuan penggunaan dana Patriot Bonds jilid kedua.

Danantara sempat dikaitkan dengan berbagai rencana investasi, mulai dari peternakan, energi, hingga kemungkinan mendukung program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Sebagai sovereign wealth manager, Danantara seharusnya memiliki fokus mengejar return. Saat ini objektifnya tampak terlalu beragam,” kata Deni.

Perlu Transparansi dan Dasar Valuasi yang Kuat

Sementara itu, Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufikurahman menilai, Patriot Bonds jilid kedua berpotensi menjadi instrumen pembiayaan alternatif bagi proyek strategis pemerintah.

Baca Juga: Gus Yahya Tegaskan Tidak Akan Mundur, Dorong Konsolidasi NU yang Maslahat

Namun, ia menekankan pentingnya kejelasan penggunaan dana dan transparansi tata kelola.

“Risiko muncul jika instrumen ini terlalu bergantung pada valuasi aset negara yang belum menghasilkan arus kas stabil,” ujar Rizal.

Kondisi tersebut dapat menimbulkan persepsi adanya jaminan tidak langsung dari pemerintah, yang pada akhirnya berpotensi memunculkan penyimpangan kebijakan fiskal.

Rizal mengingatkan bahwa Danantara masih membangun rekam jejak. Jika proyek yang dibiayai masih dalam tahap awal atau belum matang, Patriot Bonds dapat masuk ke kategori aset berisiko tinggi, mirip obligasi pemerintah yang tidak sepenuhnya dijamin.

“Risiko yang harus diperhitungkan mencakup ketidakpastian arus kas Danantara, risiko proyek, risiko regulasi, serta belum jelasnya tingkat dukungan pemerintah,” tegasnya.

Selanjutnya: BJA Group Dorong Kesejahteraan dengan Mengedepankan Praktik Bebas Deforestasi

Menarik Dibaca: Cara Mengaktifkan Fitur Facebook Pro, Ikuti Langkah Demi Langkah Berikut Ini Ya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×