kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Duh! Gold Bullion nunggak utang ke anak usaha DYAN


Selasa, 29 April 2014 / 17:24 WIB
Duh! Gold Bullion nunggak utang ke anak usaha DYAN
ILUSTRASI. Aplikasi penghasil uang yang aman dan resmi.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sedari awal, sepertinya PT Gold Bullion Indonesia (GBI) memang sudah menyusahkan banyak pihak. Bukan hanya nasabah yang yang kena aksi tipu-tipu perusahaan investasi emas bodong ini, tapi bahkan ada pihak selain nasabah yang juga menjadi korban.

KONTAN berhasil memperoleh rekap dua percakapan antara pihak yang menjadi korban GBI dengan Kuasa Hukum GBI sekaligus Gold Stock Manager GBI, yakni Adi Priantomo. Sementara, dua pihak yang menjadi korban penipuan yang dimaksud adalah anak usaha PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) yakni Dyandra Communication dan agen wisata Hana Mulia Wisata.

Berdasarkan rekap percakapan tersebut, sekitar pekan lalu salah seorang staff Dyandra Communication menanyakan outstanding tagihan Dyandra Communication atas penyelenggaraan ulang tahun GBI yang pertama yang digelar pada Februari tahun lalu. Nilai tagihannya sebesar Rp 506,27 juta.

Jumlah tersebut mungkin bukan nominal yang besar untuk ukuran sebuah perusahaan. Tapi, apa jadinya jika yang terkena tipu-tipu merupakan agen travel kecil-kecilan seperti Hana Mulia Wisata?

Masih mengacu pada rekap percakapan yang sama, ada sebuah nama, yakni Nita dalam rekap percakapan tersebut. Hingga saat ini, KONTAN belum berhasil mengidentifikasi jabatan Nita di Hana Mulia Wisata.

Tapi sepertinya, Nita merupakan bagian penting dari Hana Mulia Wisata, atau bahkan pemilik agen wisata tersebut. Hal ini dapat dilihat dari isi percakapan Nita dengan Adi. Berikut kutipan percakapannya.

"Dear Pak Adi. Saya sudah tidak tahu lagi, pak sama siapa saya harus bertanya tentang tagihan PT GBI senilai Rp 153 juta. Saya hanya berharap uang saya bisa kembali karena rumah saya sekarang sudah disita bank. Tolong saya, sebelum rumah saya disita oleh pihak BANK!"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×