kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prabowo dinilai gagal paham soal pengambilalihan Freeport oleh Inalum


Minggu, 31 Maret 2019 / 22:10 WIB
Prabowo dinilai gagal paham soal pengambilalihan Freeport oleh Inalum


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Inalum, kata dia, tentu memakai mekanisme discounted cash flow berdasarkan nilai buku saat ini dan apa yang diharapkan di masa depan. Produksi Freeport di Grasberg yang mengalami penurunan tahun 2019-2021 tentu akan menurunkan harga saham.

Menurut dia, Presiden Jokowi jenius dalam melihat ini. Berbeda dengan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

"Jokowi itu secara politik pemimpin jenius melebihi SBY. Karena dia gunakan betul kesempatan divestasi Freeport. Wajar jika ini bisa dikonversi ke suara," kata dia.

Jika pun Economic Interest dihitung berdasarkan dividen, dia mengira tidak menjadi soal dividen yang diperoleh Inalum selama tahun 2019-2021 hanya 18.74 % (saham Inalum sebelumnya 9.36 % + saham Indocopper 9.36 %). turun, karena produksi Grasberg mengalami penurunan secara alamiah.

Menurut dia, mulai tahun 2022, Freeport akan menikmati produksi dari tambang underground yang dalam perkiraan mencapai 160.000-200.000 ton konsentrat tembaga. Jika harga metal di pasar global naik, maka tentu itu akan menguntungkan Freeport dan Inalum sebagai pemegang saham.

"Mulai tahun 2022, Inalum justru menikmati keuntungan lebih dari 50 % produksi Grasberg," kata dia.

Boleh jadi, lanjut dia, Indonesia akan mendapat keuntungan besar, karena pendapatan Freeport dari tambang Grasberg ke depan bisa berada di atas US$3 miliar per tahun. Dengan begitu, 51 % dari pendapatan itu akan diperoleh sebagai dividen.

"Kontribusi penerimaan negara juga akan semakin besar, karena ke depan, Freeport akan membangun pabrik smelter tembaga dan emas di Gresik, Jawa timur," kata dia.

Dengan keuntungan yang begitu besar, lanjut dia, Inalum akan mengembalikan dana pinjaman dari penerbitan obligasi global dalam rentang waktu 3-5 tahun dan menikmati keuntungan besar dari operasi tambang Grasberg di Papua.

"Jadi, kita perlu mengapresiasi langkah berani pemerintahan Jokowi yang telah menyelesaikan divestasi saham Freeport dengan mekanisme korporasi," kata dia.

Diketahui, divestasi perusahaan tambang tembaga dan emas di Grasberg, Papua, PT Freeport Indonesia kembali diperdebatkan dalam debat Calon Presiden, Sabtu (30/3) malam.

Masalah itu muncul, setelah Jokowi menjawab pertanyaan Prabowo tentang bagaimana menjaga national interest di pelabuhan-pelabuhan dan bandara-bandara yang telah banyak didominasi investasi asing.

Jokowi mengatakan, investasi asing di bandara-bandara dan pelabuhan-pelabuhan komersial masih dibutuhkan agar bisa belajar menambah pengetahuan, transfer manajemen, dari perusahaan asing yang telah berpengalaman di bidangnya.

Prabowo tak sepakat dengan itu. Di bandara-bandara dan pelabuhan-pelabuhan komersial sekalipun, menurut Prabowo sangat vital, tak boleh ada investasi asing di sana.

Jokowi pun mengambil contoh soal pengambil-alihan Freeport Indonesia dari Amerika Serikat. Dulu Indonesia hanya memiliki 9.36 % saham Freeport Indonesia, sekarang Indonesia mengontrol 51 % saham Freeport Indonesia melalui perusahaan BUMN, Indonesia Asahan Alumina (Inalum).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×