Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2025 diperkirakan melanjutkan tren perlambatan.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, konsumsi rumah tangga yang melambat tercermin dari, data Indeks Penjualan Riil (IPR), pertumbuhan konsumsi diproyeksi hanya mencapai 1,0% secara tahunan atau year on year (yoy), turun dari 1,4% yoy pada kuartal IV 2024.
“Perlambatan ini mengindikasikan pelemahan sisi permintaan masyarakat, yang merupakan komponen terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” tutur Josua kepada Kontan, Rabu (16/4).
Meski Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada dalam zona optimistis di angka 121,1 per Maret 2025, namun Josua menyebut, penurunan dari 126,4 di bulan sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan kehati-hatian di kalangan masyarakat, khususnya usia produktif dan kelompok berpendapatan menengah. Indeks persepsi atas penghasilan, pembelian barang tahan lama, hingga ketersediaan lapangan kerja semuanya menurun.
Disamping itu, proporsi konsumsi terhadap pendapatan naik menjadi 75,3%, sementara tabungan justru turun ke level 13,8%. Hal ini, menurutnya mengindikasikan tekanan terhadap daya beli, karena masyarakat mulai mengorbankan tabungan demi menjaga pola konsumsi.
Baca Juga: Penjualan Eceran Melambat, Konsumsi Rumah Tangga Diprediksi Turun pada Kuartal I-2025
Adapun data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan peningkatan kasus pemutusan hubungan kerja (PHK), khususnya di Pulau Jawa. Hal ini kata Josua, akan membebani persepsi masyarakat terhadap keamanan kerja dan kemampuan untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar.
Lebih lanjut, Josua juga menilai, terdapat gejala perubahan pola konsumsi ke arah konservatif. Misalnya, meningkatnya pembelian barang bekas seperti mobil bekas dan alokasi pengeluaran ke emas menunjukkan kehati-hatian dalam belanja barang tahan lama. Penurunan ini memperlambat pertumbuhan sektor ritel modern.
“Dengan mempertimbangkan indikator-indikator tersebut, konsumsi rumah tangga kemungkinan tumbuh lebih rendah pada kuartal I 2025 dibandingkan kuartal IV 2024, yang tercermin dari melambatnya pertumbuhan IPR dan melemahnya indikator keyakinan konsumen,” ungkapnya.
Josua memperkirakan, konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2025 akan sebesar 4,8% dalam batas bawah, lebih rendah dari kuartal IV 2024 sebesar 4,98% yoy.
Menurutnya, pertumbuhan positif konsumsi rumah tangga akan bergantung pada pemulihan pasca Ramadan dan stabilitas ketenagakerjaan.
Selanjutnya: Rupiah Diperkirakan Lanjut Melemah, Ini Sentimen yang Membayanginya Kamis (17/4)
Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Kembali, Awas Beracun!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News