kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025 Diramal Tak Tembus 5%


Kamis, 09 Oktober 2025 / 16:39 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025 Diramal Tak Tembus 5%
ILUSTRASI. Gedung perkantoran di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (2/2). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/02/2024. Hasil survei Mandiri Spending Indeks (MSI) menunjukkan belanja masyarakat pada periode libur kuartal III 2025 lebih terbatas daripada tahun lalu.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hasil survei Mandiri Spending Indeks (MSI) menunjukkan bahwa belanja masyarakat pada periode libur Maulid Nabi (September 2025) atau kuartal III 2025 lebih terbatas dibandingkan dengan periode libur bulan sebelumnya.

MSI pada September 2025 tercatat turun menjadi 270,8, lebih rendah dari posisi 291,8 pada 27 Juli 2025. Penurunan juga terjadi pada indikator MSI di daerah-daerah utama wisata, yang melemah ke level 175,6.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, kondisi tersebut wajar. Pasalnya, jumlah hari libur pada kuartal II 2025 jauh lebih banyak dan beberapa di antaranya memiliki durasi yang lebih panjang dibandingkan dengan libur Maulid Nabi.

Baca Juga: BP BUMN Pastikan Perusahaan Pelat Merah Siap Tampung Peserta Magang Berbayar

“Hal ini karena jumlah hari libur pada kuartal II 2025 jauh lebih banyak, dan di beberapa periode juga berdurasi lebih panjang,” ujar Yusuf kepada Kontan, Kamis (9/10/2025).

Dengan jumlah libur yang lebih sedikit, dampak terhadap perekonomian melalui peningkatan konsumsi maupun aktivitas sektor usaha seperti makanan-minuman dan pariwisata, tidak sebesar kuartal II 2025. Aktivitas ekonomi di periode libur September pun menjadi lebih terbatas.

Meski demikian, Yusuf tidak terkejut dengan terbatasnya konsumsi rumah tangga pada periode tersebut. Ia menyebut, ketimpangan konsumsi bukan fenomena baru. Penurunan daya beli kelas menengah sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

“Yang kita lihat tahun ini pada dasarnya hanya mengonfirmasi tren tersebut, setidaknya selama lima tahun terakhir,” ungkapnya.

Menurut Yusuf, situasi ini juga mencerminkan arah kebijakan bantuan pemerintah yang selama ini lebih banyak menyasar kelompok berpendapatan rendah. Jenis bantuan bagi kelompok kelas menengah atau calon kelas menengah relatif minim.

Akibatnya, ketika pendapatan kelompok ini tertekan dan dukungan pemerintah tidak banyak menyentuh mereka, daya beli pun melemah. Fenomena “makan tabungan” yang terjadi saat ini, kata Yusuf, juga tak lepas dari kondisi tersebut.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Yusuf memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 akan berada di bawah 5%.

Baca Juga: Kejar 200 Penunggak Pajak, DJP Gandeng Kejagung dan OJK untuk Lacak Aset

Selanjutnya: Futura Energi Global (FUTR) Mengembangkan Bisnis Panas Bumi

Menarik Dibaca: Promo Minyak Goreng Indomaret 9-15 Oktober 2025, Harumas 2 Liter Mulai Rp 34.600

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×