kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Perluas Jangkauan LCT, Pemerintah Optimis Jaga Stabilitas Ekonomi


Kamis, 12 September 2024 / 15:54 WIB
Perluas Jangkauan LCT, Pemerintah Optimis Jaga Stabilitas Ekonomi
ILUSTRASI. Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/8/2024). Nilai tukar rupiah di pasar spot perkasa di awal perdagangan hari ini di level Rp15.340 per dolar AS, menguat 0,98 persen dibandingkan dengan penutupan Jumat (23/8) di level Rp15.492 per dolar AS dan menjadikan rupiah menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam mendukung implementasi transaksi penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Transaction (LCT) secara berkelanjutan.

Dengan kolaborasi yang erat dan kebijakan yang tepat, diharapkan LCT dapat menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dan memperkuat peran mata uang lokal dalam transaksi internasional.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan bahwa pentingnya sosialisasi kepada pelaku usaha, terutama di sektor perdagangan internasional. Menurutnya, sosialisasi LCT kepada pelaku usaha perlu ditingkatkan guna memperkuat pemahaman dan mendorong partisipasi aktif dalam memperluas pengguna mata uang lokal.

"Inovasi dalam pemberian insentif yang menarik bagi pelaku usaha, khususnya di sektor otomotif harus segara direalisasikan untuk memastikan manfaat nyata bagi dunia usaha," ujar Ferry dalam keterangan resminya, Kamis (12/9).

Baca Juga: Rasio Pengunaan Mata Uang Lokal (LCT) Ditargetkan Capai 10% pada 2024 dan 2025

Pihaknya optimis bahwa memperkuat sinergi lintas sektor akan mendorong peningkatan stabilitas ekonomi nasional, memperkuat peran mata uang lokal dalam transaksi lintas negara, dan mendukung pertumbuhan sektor riil secara berkelanjutan.

"Melalui implementasi yang efektif dan insentif yang tepat, kita akan melihat semakin banyak pelaku usaha yang menggunakan LCT sebagai solusi dalam transaksi internasional, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi global,” katanya.

Sejauh ini Indonesia sudah melakukan kerja sama LCT dengan delapan negara yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, China, Singapura, Korea Selatan, India, dan United Arab Emirates (UAE). Namun, kerja sama yang sudah berada di level implementasi baru dilakukan dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan China. Artinya nasabah Indonesia dan nasabah dari 4 negara tersebut dapat melakukan pembayaran dan menerima dalam mata uang lokal.

Baca Juga: BI Perkuat Kerja Sama LCT dengan Bank Sentral Korea

Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia sedang mendorong kerangka kerja sama dengan 4 negara lainnya yaitu Singapura, Korea Selatan, India, dan UAE agar dapat memperluas jangkauan LCT.

Total transaksi LCT selama semester I-2024 telah mencapai US$ 4,7 miliar. Kenaikannya cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan pengguna LCT mencapai 3.850, meningkat 1,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, serta 38 kali lipat dari sejak pertama kali implementasi LCT pada tahun 2018. Capaian ini mencerminkan keberhasilan program dalam memperluas adopsi mata uang lokal di antara negara mitra.

Selanjutnya: Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Naikkan Impor Pangan

Menarik Dibaca: Yuk Wisata Bunga di Australia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×