Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan dua instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Agustus ini, yakni Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS) seri SWR006 dan Sukuk Ritel.
Direktur Jenderal Pembiayaan Syariah Kemenkeu, Deni Ridwan, mengatakan masa penawaran SWR006 akan dibuka mulai 16 Agustus 2025. Sementara Sukuk Ritel akan mulai ditawarkan pada 22 Agustus 2025.
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, menilai rencana penerbitan ini berada pada momentum yang tepat. Ia menilai minat investor terhadap sukuk negara masih tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Kemenkeu Siap Rilis Dua Instrumen SBN Syariah Agustus Ini: SWR006 dan Sukuk Ritel
“Melihat penerbitan sebelumnya seperti SWR005 atau SR022, minat investor terhadap sukuk negara masih sangat tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga momentum penerbitan SBN baru ini masih cukup tepat waktunya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (13/8).
Banjaran menambahkan, tantangan terbesar untuk Sukuk Wakaf Ritel (SWR) adalah meningkatkan minat investor dan nilai dana yang terkumpul, karena secara historis SWR lebih rendah dibandingkan kumpulan Sukuk Ritel lainnya.
Sebagai gambaran, SWR005 pada 2024 hanya berhasil mengumpulkan dana Rp147 miliar dari 619 wakif, naik dari Rp113 miliar pada SWR004 di 2023. Sementara tahun sebelumnya, seri SWR004 hanya terkumpul Rp113 miliar dari 709 wakif. Angka ini tentu sangat kecil dibandingkan potensi wakaf uang atau wakaf melalui uang di Indonesia.
Baca Juga: Masih Ada Tiga SBN Ritel Hingga Akhir Tahun, Bagaimana Prospeknya?
Di sisi lain, outlook Sukuk Ritel dinilai lebih positif. Sebagai contoh penerbitan SR022 pada 2024 berhasil menarik lebih dari 74.000 investor, dengan sebanyak 49% investor merupakan kalangan Gen Z dan milenial. Nilai dana yang terkumpul mencapai Rp27,84 triliun, naik dari Rp24,22 triliun pada SR021 di tahun yang sama.
Dengan imbal hasil yang relatif tinggi dan tren partisipasi investor yang positif, Banjaran optimistis kedua instrumen SBSN tersebut masih memiliki peluang pertumbuhan besar.
"Dengan potensi kupon atau imbal hasil yang relatif masih tinggi, maka peluang kedua instrumen Sukuk Negara ini masih cukup potensial," ungkap Banjaran.
Selanjutnya: Bitcoin Tembus US$122.000, Likuidasi Pasar Kripto Capai US$500 Juta
Menarik Dibaca: 4 Cara Mengatasi Folikulitis atau Jerawat di Kepala, Bisa Pakai Tea Tree Oil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News