Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai Indonesia memiliki posisi unik di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam/Organisation of Islamic Cooperation (OKI/OIC). Dari mayoritas negara OIC, hanya sedikit yang mampu tumbuh stabil, mengelola ekonomi dengan baik, dan menjaga ketahanan di tengah gejolak global.
“Negara OIC umumnya terbagi dua, kelompok miskin yang rapuh, bahkan dilanda perang, dan kelompok kaya sumber daya alam seperti minyak dan gas, yakni negara-negara Teluk. Tidak banyak negara di tengah yang ekonominya tumbuh baik dan stabil. Indonesia adalah salah satunya dari yang sangat sedikit ini,” kata Sri Mulyani dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, Rabu (13/8/2025).
Ia menyebut, masih jarang negara mayoritas Muslim yang sukses menjadi kekuatan ekonomi besar.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Aset Keuangan Syariah Capai 51,42% dari Total Keuangan Nasional
"Indonesia punya kesempatan mengisi kerinduan dunia Islam akan negara besar yang menjalankan nilai-nilai keislaman sekaligus menjadi ekonomi yang kuat,” kata Sri Mulyani.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menjalankan strategi pembangunan dari akar rumput melalui platform Astacita Presiden Prabowo Subianto. Program ini mencakup Koperasi Merah Putih, pemeriksaan kesehatan gratis, Makan Bergizi gratis, sekolah rakyat, hingga pemberdayaan kampung nelayan.
Sri Mulyani memaparkan, dana yang disiapkan untuk Koperasi Merah Putih dapat mencapai lebih dari Rp250 triliun jika setiap desa dan kelurahan menerima alokasi Rp 2,5 miliar. Sementara itu, anggaran Makan Bergizi pada 2024 sebesar Rp 71 triliun dengan tambahan cadangan Rp 100 triliun. Pada 2026, jika 82 juta penerima mendapat manfaat, nilainya bisa menembus lebih dari Rp 300 triliun.
Baca Juga: Tarif AS Tinggi, Indonesia Berpeluang Alihkan Fokus Ekspor ke BRICS dan Negara OKI
Ia mendorong pelaku ekonomi syariah untuk mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam tata kelola program-program tersebut, termasuk rantai pasok pangan halal dan pemberdayaan pesantren. “Wadahnya sudah ada, tinggal kita isi. Infusing value adalah tugas kita semua,” tegasnya.
Sri Mulyani menambahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus dimanfaatkan untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah dan mencapai tujuan keadilan ekonomi di seluruh Indonesia.
Baca Juga: DPR RI Ajak Negara OKI Selesaikan Masalah Ketimpangan Ekonomi hingga Ketahanan Pangan
Selanjutnya: OJK Terbitkan Pedoman Keamanan Siber Perdagangan Aset Kripto, Ini Penjelasannya
Menarik Dibaca: 2 Resep Bolu Tanpa Pengembang yang Lembut dan Super Simpel, 100% Berhasil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News