kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Perlambatan Pertumbuhan Uang Beredar (M2) Menunjukkan Stagnasi Ekonomi Indonesia


Jumat, 23 Mei 2025 / 17:21 WIB
Perlambatan Pertumbuhan Uang Beredar (M2) Menunjukkan Stagnasi Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Perlambatan pertumbuhan uang beredar luas (M2) di Indonesia pada bulan April 2025, menunjukkan kondisi ekonomi yang stagnan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan uang beredar luas (M2) di Indonesia, yang tercatat oleh Bank Indonesia (BI) mencapai 5,2% secara tahunan alias year on year (YoY) pada bulan April 2025, menunjukkan kondisi ekonomi yang stagnan. Dengan berbagai indikator, seperti menurunnya ekspor serta hambatan pada belanja pemerintah, menjadi faktor dalam perlambatan likuiditas.

David Ernest Sumual, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), menegaskan bahwa perlambatan dalam pertumbuhan M2 sejalan dengan situasi ekonomi yang cenderung stagnan.

“Karena kan kelihatan sumber likuiditas atau M2 itu yang utama empat, dari ekspor , belanja pemerintah, pertumbuhan kredit, satu lagi pertumbuhan investasi,” ujar David kepada Kontan.co.id, Jumat (23/5).

Baca Juga: BI Catat Pertumbuhan Uang Beredar Meskipun Melambat

Ia menjelaskan bahwa semua indikator tersebut menunjukkan perlambatan, termasuk pertumbuhan kredit yang melambat akibat berbagai faktor eksternal.

Lebih lanjut, David menekankan bahwa pertumbuhan ekspor juga menunjukkan penurunan.

“Ekspor juga melambat, arena kan komoditas juga harganya lebih rendah beberapa bulan terakhir,” kata David.

Ia juga mencatat bahwa belanja pemerintah, yang sempat terhenti sejak Februari, baru akan mulai digenjot kembali pada bulan Mei.

“Jadi sebelumnya kan di freeze ya belanja pemerintah sejak bulan Februari, baru dimulai di awal Mei ini mulai ada percepatan lagi,” ucapnya.

David berharap ke depan, dari sisi belanja pemerintahnya bisa lebih kuat dengan pembukaan blokir anggaran.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketidakpastian yang muncul akibat perang dagang masih menghantui.

Baca Juga: Uang Beredar Meningkat Jadi Rp 9.239,9 Triliun, Ekonom: Karna Musiman Jelang Ramadan

“Paling tidak sampai sekitar bulan Juli-Agustus ya, negosiasinya kan masih akan berlangsung,” ujarnya.

Meski dihadapkan dengan berbagai tantangan, David percaya bahwa ekspor ke Amerika Serikat (AS) bisa kembali berjalan.

Meski situasi ekonomi masih terpantau stagnan, ia berharap percepatan belanja pemerintah bisa memberi dorongan yang dibutuhkan untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya: Alihkan Bisnis SPBU, Shell Pastikan BBM Shell Tetap Ada di Indonesia

Menarik Dibaca: AI Hosting dan Prompt Engineering Jadi Sorotan di Indonesia Website Awards 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×