kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Uang Beredar Meningkat Jadi Rp 9.239,9 Triliun, Ekonom: Karna Musiman Jelang Ramadan


Jumat, 21 Maret 2025 / 16:13 WIB
Uang Beredar Meningkat Jadi Rp 9.239,9 Triliun, Ekonom: Karna Musiman Jelang Ramadan
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2025 tumbuh lebih tinggi.?


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2025 tumbuh lebih tinggi.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi M2 pada Februari 2025 tercatat sebesar Rp 9.239,9 triliun atau tumbuh sebesar 5,7% year on year (yoy). Capaian ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Januari 2025 sebesar 5,5% yoy.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, meningkatnnya uang beredar menjadi indikasi meningkatnya juga aktivitas ekonomi, termasuk potensi kenaikan daya beli masyarakat menjelang Ramadan.

“Peningkatan ini sejalan dengan pola musiman di mana permintaan uang cenderung meningkat menjelang bulan suci ,(Ramadan) didorong oleh kebutuhan konsumsi rumah tangga, penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR), dan peningkatan transaksi sektor perdagangan,” tutur Josua kepada Kontan, Jumat (21/4).

Baca Juga: Catat Ya! Cara Penukaran Uang Baru 2025 di Bank Aceh Sebelum Lebaran

Meski demikian, Ia menyoroti pertumbuhan M2 lebih banyak ditopang oleh komponen uang kuasi seperti tabungan dan deposito, sementara pertumbuhan komponen M1 atau uang kartal dan giro terlihat lebih stabil.

Artinya lanjut Josua, walaupun ada potensi peningkatan konsumsi, sebagian besar peningkatan likuiditas masih tersimpan di sistem perbankan, serta belum sepenuhnya terserap ke sektor riil.

“Dengan demikian, tren pertumbuhan M2 saat ini kemungkinan besar bersifat musiman, terutama menjelang Ramadan, dan belum menjadi sinyal struktural dari pemulihan daya beli secara menyeluruh,” jelasnya.

Ia pun belum bisa memprediksi apakah tren daya beli masyarakat selain adanya momentum hari raya apakah akan meningkat atau tidak.

Namun, menurut Josua, untuk melihat apakah tren ini berkelanjutan, perlu dicermati dinamika inflasi, penyaluran kredit, serta pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025.

“Jika faktor-faktor tersebut menunjukkan perbaikan konsisten, maka pertumbuhan M2 dapat mencerminkan pemulihan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tandasnya. 

Baca Juga: Ini 15 Kantor Cabang BCA yang Melayani Penukaran Uang Baru dan Caranya

Selanjutnya: IHSG Melorot 1,92% ke 6.258 pada Jumat (21/3), MAPA, AMRT, BBNI Jadi Top Losers LQ45

Menarik Dibaca: Kinerja Xiomi Positif Berkat Investasi AI dan Bisnis Layanan Internet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×