kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Deputi Gubernur BI Sebut Ekonomi Indonesia Tahan Banting Hadapi Tantangan Global


Selasa, 20 Mei 2025 / 15:49 WIB
Deputi Gubernur BI Sebut Ekonomi Indonesia Tahan Banting Hadapi Tantangan Global
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti saat outlook ekonomi DPR.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyebut di tengah tantangan dan ketidakpastian global, ekonomi Indonesia mempunyai daya tahan yang tinggi, utamanya ditopang konsumsi domestik dan peningkatan investasi.

Menurut Destry pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil dibandingkan dengan negara-negara lain, meskipun IMF memangkas pertumbuhan Indonesia menjadi 4,7% pada 2025. Buktinya ekonomi Indonesia pada kuartal I mencapai 4,87%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia di 4,4% dan Thailand di 3,1%.

"Kenapa kita punya daya tahan yang cukup tinggi, karena ekonomi kita ini basisnya itu sebenarnya adalah ekonomi domestic demand driven. Jadi konsumsi masyarakat, investasi dan juga pengeluaran government itu 90% lebih kontribusinya terhadap ekonomi kita," kata Destry.

Destry menerangkan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh hampir 5% yakni 4,89%. Hal inilah yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi sehingga mempunyai daya tahan yang tinggi.

Baca Juga: Inflasi Domestik Terkendali, Peluang BI Pangkas Suku Bunga Acuan Terbuka

Selain itu, proyeksi International Monetary Fund (IMF) juga memangkas pertumbuhan ekonomi global jadi berkisar 2,8%, sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan China juga melemah dengan masing-masing pertumbuhan diproyeksikan 1,8% dan 4,7% pada 2025.

"Kita melihat bahwa 2025 ini tantangannya sangat luar biasa sekali sehingga kalau kita lihat di sini berbagai negara itu forecast untuk pertumbuhan ekonomi 2025, dari itu negara maju, Amerika. Kemudian negara yang juga sekarang menjadi sentral untuk perdagangan dan aktivitas ekonomi dunia yaitu China, itu mengalami akan kemerosotan perkiraan dari IMF yang sangat dalam sekali," terang Destry.

Destry juga menyebut pertumbuhan ekonomi ke depannya juga akan ditopang oleh ekonomi domestik, dengan didorong konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, hingga peningkatan invesatsi dalam negeri yang membuat Indonesia mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap tantangan global.

Selanjutnya: Respons Gojek, Grab, Maxim dan inDrive Terkait Potongan Aplikasi Ojek Online

Menarik Dibaca: Indo Premier Luncurkan IPOT Bond, Jual Obligasi Langsung ke Investor Ritel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×