Istana Buka Suara Soal OTT Wamenaker

Kamis, 21 Agustus 2025 / 15:10 WIB

ILUSTRASI. Indonesian President Prabowo Subianto speaks to members of the media after his arrival at the Halim Perdanakusuma military airbase, following a trade deal with the United States after negotiations, which resulted in a reduction of proposed U.S. tariff rates on the country's exports to 19% from 32%, in Jakarta, Indonesia July 16, 2025. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana. Prabowo disebut telah mendapatkan laporan terkait OTT terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel yang dilakukan KPK.

Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto disebut telah mendapatkan laporan terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel yang dilakukan oleh KPK.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa Prabowo sepenuhnya melimpahkan perkara tersebut kepada KPK, dan apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum agar di proses sesuai dengan peraturan yang berlaku.

"Beliau menghormati proses di KPK dan dipersilahkan untuk proses hukum itu dijalankan sebagaimana mestinya," katanya pada awak media di Istana Merdeka, Kamis (21/8).

Lebih lanjut, menurutnya Presiden juga dimungkinkan untuk melakukan perombakan atau reshuffle jika Wamenaker Noel ditetapkan sebagai tersangka.

"Dan apabila nanti terbukti, maka akan secepatnya dilakukan pergantian," ujarnya.

Prasetyo menegaskan bahwa penegakan hukum termasuk membrantas korupsi menjadi salah satu prioritas utama dalam pemerintahan Prabowo.

Menurutnya, Prabowo sudah berluang kali memberikan peringatan terkait pesan ini kepada para pembantunya di Kabinet Merah Putih.

"Tadi sudah disampaikan Presiden menyayangkan karena sudah berkali kali diingatkan," ungkapnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer alias Noel pada Rabu (20/8/2025) malam.

“Benar,” kata Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (21/8).

Fitroh menyebutkan, ada 10 orang yang terjaring dalam OTT semalam.

Fitroh melanjutkan, OTT KPK ini terkait dengan kasus pemerasan terhadap perusahaan dalam pengurusan sertifikat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

“Pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3,” ujar dia.