kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.980.000   15.000   0,76%
  • USD/IDR 16.810   20,00   0,12%
  • IDX 6.446   7,70   0,12%
  • KOMPAS100 927   0,91   0,10%
  • LQ45 722   -0,90   -0,12%
  • ISSI 206   1,64   0,80%
  • IDX30 375   -0,74   -0,20%
  • IDXHIDIV20 453   -1,23   -0,27%
  • IDX80 105   0,08   0,08%
  • IDXV30 111   0,28   0,25%
  • IDXQ30 123   -0,06   -0,05%

Lelang SUN menggalang penawaran tinggi, Kemenkeu tetap antisipasi volatilitas


Minggu, 02 Februari 2020 / 16:23 WIB
Lelang SUN menggalang penawaran tinggi, Kemenkeu tetap antisipasi volatilitas
ILUSTRASI. Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Loto Srinaita Ginting


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo

Meski begitu, Direktur Jenderal DJPPR Kemenkeu Luky Alfirman tak mau lekas berpangku tangan dengan kondisi pasar obligasi negara yang positif. Sebab situasi perekonomian global maupun domestik masih diliputi ketidakpastian yang berpotensi memutarbalik kondisi saat ini. 

“Kita tetap waspadai, apakah ini akan longlasting atau tidak. Kalau seperti ini terus bullish, tentunya itu paling enak. Tapi kita juga masih menghadapi ketidakpastian dan ini menjadi tantangan kita,” ungkap Luky. 

Menurutnya, sentimen ekonomi dan pasar sepanjang Januari lalu bak roller-coaster. Secara global, sentimen buruk sempat datang dari ketegangan geopolitik Amerika Serikat (AS) dan Iran, serta saat ini wabah virus Korona yang merebak ke berbagai negara di dunia. Begitu juga di dalam negeri sempat ada sentimen buruk dari peristiwa banjir besar di ibu kota. 

“Kita tidak akan pernah tahu karena banyak sekali sentimen dari peristiwa yang tidak bisa kita duga sama sekali sebelumnya. Kemarin di Januari sudah bullish, tapi sekarang ini sudah mulai bergejolak lagi,” sambung Luky. 

Baca Juga: Persepsi Risiko Investasi Naik, tapi Bukan Hanya di Indonesia

Loto menambahkan, tanda-tanda pembalikan arus modal mungkin saja mulai terjadi. Meski tetap waspada, ia mengatakan pemerintah juga tidak akan terlalu khawatir. 

Ia optimistis, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap stabil di atas 5%, rencana-rencana pembangunan yang lebih baik, serta perbaikan peringkat kredit seperti yang terbaru ini dari lembaga pemeringkat Fitch dan Japan Rating Credit (JCR), akan membuat investor bertahan meminati obligasi pemerintah. 

“Dari pengalaman, kita lihat tetap ada beberapa fund yang memang sudah dedicated pada negara  emerging market seperti Indonesia. Mereka akan mencari  relative value antara negara-negara dan kalau kita dianggap menarik, mereka akan menambah porsi,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×