kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.327.000   -23.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.635   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.117   -154,57   -1,87%
  • KOMPAS100 1.129   -18,19   -1,59%
  • LQ45 825   -3,57   -0,43%
  • ISSI 283   -7,10   -2,45%
  • IDX30 433   -0,85   -0,20%
  • IDXHIDIV20 501   2,69   0,54%
  • IDX80 126   -1,00   -0,79%
  • IDXV30 137   0,20   0,15%
  • IDXQ30 139   0,50   0,36%

Kopdes Merah Putih Berpeluang Garap Bisnis Sawit, CELIOS Wanti-Wanti Hal Ini


Minggu, 26 Oktober 2025 / 19:25 WIB
Kopdes Merah Putih Berpeluang Garap Bisnis Sawit, CELIOS Wanti-Wanti Hal Ini
ILUSTRASI. Pengamat sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda. Rencana Kopdes Merah Putih untuk merambah bisnis perkebunan kelapa sawit menuai kekhawatiran. Celios wanti-wanti hal ini.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) untuk merambah bisnis perkebunan kelapa sawit menuai kekhawatiran. Pasalnya, ini dinilai berpotensi menyebabkan kerugian besar jika Kopdes dipaksakan masuk ke industri yang membutuhkan kemampuan manajerial tinggi tanpa persiapan matang.

Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, mengatakan bahwa setiap entitas bisnis harus menyesuaikan diri dengan kemampuan inti dan kebutuhan pasar yang ada. Menurutnya, memaksakan Kopdes masuk ke industri sawit tanpa adanya keahlian mengelola berpotensi menjadi sia-sia.

"Ketika entitas bisnis dipaksakan masuk ke industri tertentu tanpa ada persiapan yang matang, ya akan mendapatkan kerugian," ujar Huda kepada Kontan.co.id, Minggu (26/10).

Huda menyoroti adanya biaya operasional bulanan (ongkos) yang harus dikeluarkan. Jika Kopdes tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk mengelola kebun sawit secara profesional, maka dana yang dikeluarkan tersebut akan menjadi beban.

Baca Juga: Sejumlah Kebijakan Menkeu Purbaya Dinilai Tidak Tepat Secara Momentum, Ini Alasannya

Selain masalah kemampuan internal, Huda juga mengingatkan faktor pasar. Keberlanjutan bisnis sawit oleh Kopdes sangat tergantung pada kesiapan off-taker atau pembeli hasil panen, yang harus dipastikan ketersediaannya.

Kekhawatiran terbesar Huda terletak pada potensi praktik rent-seeking atau perburuan rente. Ia menduga Kopdes Merah Putih justru hanya akan dijadikan stempel untuk mengamankan operasional perkebunan yang sebenarnya tetap digarap oleh perusahaan korporasi besar.

"Saya mengkhawatirkan praktik ini akan melangsungkan praktik rent-seeking melalui Koperasi Merah Putih. Koperasi Merah Putih menggarap lahan sawit, namun praktiknya tetap digarap oleh perusahaan," tegasnya.

Huda berpandangan, praktik ini hanya akan mengganti pemain di permukaan, alih-alih mengembalikan fungsi lahan. Seharusnya, lahan sawit yang diambil dari kawasan hutan harus dikembalikan terlebih dahulu fungsinya agar sesuai peruntukannya.

Baca Juga: Pekerja Berpenghasilan Rentan Diusulkan Dapat BPJS Ketenagakerjaan Gratis

Selanjutnya: Pasokan Gas di Jawa Barat Seret Imbas Ledakan Pipa di Subang

Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Terkoreksi, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (27/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×