kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Kemenangan Sengketa Sawit di WTO Perkuat Indonesia dalam Perundingan IEU-CEPA


Jumat, 17 Januari 2025 / 16:21 WIB
Kemenangan Sengketa Sawit di WTO Perkuat Indonesia dalam Perundingan IEU-CEPA
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Kemenangan RI atas Uni Eropa dalam sengketa kelapa sawit di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) momentum dorong penyelesaian perundingan ?IEU-CEPA


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemenangan Indonesia atas Uni Eropa dalam sengketa kelapa sawit di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menjadi momentum penting untuk mendorong penyelesaian perundingan European Union Comprehensive Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa keputusan WTO yang mengakui adanya diskriminasi terhadap sawit Indonesia memperkuat posisi tawar negara dalam negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa.

"Kemenangan ini saya berharap bahwa cloud (kabut) ataupun yang selama ini menghantui perundingan IEU-CEPA ini bisa hilang dan kita bisa segera selesaikan IEU-CEPA," ujar Airlangga kepada awak media di Jakarta, Jumat (17/1).

Baca Juga: Sawit Indonesia Dijegal Eropa, Kemendag Perjuangkan Melalui IEU-CEPA

Dengan keputusan WTO yang memenangkan Indonesia dalam sengketa ini, Airlangga optimistis bahwa Uni Eropa tidak lagi memiliki alasan untuk mempersulit akses sawit ke pasar mereka.

"Sehingga biodiesel yang sekarang kita ambil sebagai sebuah kebijakan itu mau ngak mau dunia harus menerima bahwa tidak hanya biodiesel berbasis rapeseed, soyabean dan yang lain," katanya.

Tidak hanya itu, Airlangga menambahkan bahwa kemenangan di WTO juga berdampak kepada kebijakan Uni Eropa lainnya, seperti kebijakan produk bebas deforestasi atau European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR).

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Perundingan IEU-CEPA Rampung pada Kuartal I-2025

Menurutnya, dengan ditundanya EUDR selama satu tahun, dari awalnya 2025 menjadi 2026, menunjukkan bahwa Uni Eropa mulai mengakui kelapa sawit Indonesia.

"Ini memberikan kesempatan bagi Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat strategi untuk implementasi agar sawit juga tidak didiskriminasi," imbuhnya.

Selanjutnya: Ketimpangan Indonesia Makin Melebar, Airlangga: Belanja Kelas Menengah Perlu Didorong

Menarik Dibaca: Antisipasi Hujan di Denpasar, Pantau Prakiraan Cuaca Besok di Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×