Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Tren penurunan harga komoditas global terutama pada sektor batubara diproyeksi berdampak terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2025 ini.
Karena itu, pemerintah harus mewaspadai tantangan signifikan dari tren penurunan harga batubara dan permintaan global yang melambat.
Apalagi sebelumnya, Bank Dunia memproyeksikan tren harga batubara global kemungkinan akan turun sekitar 12% pada 2025, didorong oleh pasokan yang mencukupi dan permintaan global yang stagnan.
Sementara itu, sektor batubara menjadi salah satu penopang yang berkontribusi besar pada penerimaan PNBP dari sektor SDA Non migas yang proporsinya 47,7% dari target APBN 2025.
Baca Juga: HBA dan HMA Periode Pertama Agustus 2025, Tiga Jenis Batubara Kompak Alami Penurunan
Adapun total target PNBP nasional yang ditetapkan Kementerian ESDM pada 2025 sebesar Rp 254,49 triliun.
Sementara dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mematok target PNBP pada pagu APBN 2025 sebesar Rp 513,6 triliun. Artinya kontribusi dari sektor ESDM sebesar 50% terhadap PNBP.
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, mengatakan bahwa penurunan ekspor batubara sejalan dengan kondisi global yang kurang kondusif.
"Kalau kita lihat dari sisi volume pasti turun. Negara tujuan utama seperti India dan China terkena dampak kebijakan Amerika. Di sisi lain, harga komoditas batubara pada semester pertama juga kurang bagus," jelas Myrdal kepada Kontan, Senin (4/8).
Ia menilai, penurunan harga dan permintaan global tersebut turut memengaruhi penerimaan negara dari sektor batubara. Namun, ia masih melihat adanya potensi perbaikan pada semester II-2025.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Mengantisipasi Dampak Koreksi Harga Batubara
"Semester kedua harusnya kondisinya membaik. Setelah ada kepastian kebijakan tarif dari Trump, investor melihat ini sebagai sinyal positif bagi industri batubara kita," lanjutnya.
Myrdal memproyeksikan bahwa ekspor batubara Indonesia pada semester kedua bisa tumbuh, meskipun pertumbuhannya diperkirakan kurang dari 5% secara tahunan (year-on-year).
Ia memperkirakan realisasi PNBP dari batubara tahun ini kemungkinan hanya akan mendekati 95% dari target.
"Pasar kita masih ada, seperti ASEAN dan Asia Selatan. Jadi, dengan kondisi seperti ini, harusnya kontribusi fiskal dari batubara ke pemerintah kita seharusnya tidak terlalu buruk," pungkasnya.
Di sisi lain, pemerintah tetap optimistis penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor pertambangan mineral dan batubara (minerba) akan mencapai target meskipun harga batubara global mengalami tren penurunan pada semester I-2025.
Baca Juga: Harga Batubara Diprediksi Melandai Hingga Akhir Tahun, Cermati Sentimennya
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menyatakan keyakinannya bahwa target PNBP dari sektor minerba sebesar Rp 124 triliun masih bisa dicapai.
"PNBP Minerba target Rp 124 triliun, insha Allah tercapai," ujarnya kepada Kontan, Senin (4/8).
Per semester I-2025, realisasi PNBP dari sektor minerba telah mencapai Rp 71 triliun atau sekitar 57,03% dari target. Di sisi lain, PNBP dari sektor minyak dan gas bumi tercatat sebesar Rp 39 triliun.
Selanjutnya: Simak dan Catat Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok, 5 Agustus 2025
Menarik Dibaca: Simak dan Catat Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok, 5 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News