kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Genjot Ekspor, Pemerintah Perluas Pasar ke Afrika dan Tuntaskan Perjanjian Dagang


Senin, 04 Agustus 2025 / 20:46 WIB
Genjot Ekspor, Pemerintah Perluas Pasar ke Afrika dan Tuntaskan Perjanjian Dagang
ILUSTRASI. Pemerintah terus mengakselerasi ekspansi pasar ekspor Indonesia ke kawasan nontradisional, termasuk Afrika.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengakselerasi ekspansi pasar ekspor Indonesia ke kawasan nontradisional, termasuk Afrika. 

Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengatakan, penguatan kinerja perdagangan Indonesia akan ditempuh melalui penyelesaian perundingan dagang strategis serta perluasan pasar baru yang menjanjikan.

“Tahun ini, sudah banyak terselesaikan perjanjian dagang. Selanjutnya, kita akan masuk ke pasar Afrika. Mudah-mudahan, paling tidak, tahun ini sudah mulai pendekatan-pendekatan ke negara Afrika,” ujar Budi dalam konferensi pers Kinerja Perdagangan Semester I-2025 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Langkah penetrasi ke pasar Afrika menjadi bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia di tengah dinamika perdagangan global. 

Baca Juga: Pelaku Industri Manufaktur Ungkap Tantangan Ekspor & Pasar Domestik di Semester II

Seiring dengan itu, Kemendag menargetkan penyelesaian dan penandatanganan sejumlah perjanjian dagang pada 2025. 

Beberapa di antaranya adalah Indonesia–Uni Eropa CEPA, Indonesia–Kanada CEPA, Indonesia–Peru CEPA, Indonesia–Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) CEPA, dan Indonesia–Tunisia Preferential Tariff Agreement (PTA)—yang menjadi pintu masuk strategis ke kawasan Afrika Utara.

Selain itu, perundingan dengan sejumlah mitra lainnya masih berlangsung, seperti Indonesia–Gulf Cooperation Council (GCC) FTA, ASEAN–Kanada FTA, Indonesia–Turki PTA, Indonesia–Sri Lanka PTA, dan Indonesia–Mercosur CEPA.

Untuk memperkuat daya saing ekspor nasional, Kemendag juga menyiapkan berbagai strategi dalam merespons kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat. 

Upaya yang dilakukan mencakup intensifikasi diplomasi perdagangan, penataan kebijakan perdagangan, serta optimalisasi instrumen perlindungan seperti Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) dan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD).

Baca Juga: Tarif AS untuk RI Lebih Rendah dari Vietnam, Indonesia Berpeluang Rebut Pasar Ekspor

Langkah lainnya yakni memperluas pasar ekspor melalui promosi dagang, peningkatan diplomasi perdagangan regional dan multilateral, serta pengamanan pasar domestik guna menjaga keberlanjutan industri nasional.

Melalui strategi tersebut, Kemendag berharap pelaku usaha nasional, termasuk UMKM, dapat memperoleh akses lebih luas ke pasar global, termasuk di benua Afrika yang kian strategis bagi pertumbuhan perdagangan Indonesia.

Selanjutnya: Emiten Tambang Emas Optimistis Pacu Kinerja di Semester II-2025

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Punya Energi Negatif!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×