kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ekspor Indonesia hanya tumbuh 6,7% pada 2018, berikut strategi Kemdag untuk tahun ini


Selasa, 12 Maret 2019 / 12:49 WIB
Ekspor Indonesia hanya tumbuh 6,7% pada 2018, berikut strategi Kemdag untuk tahun ini


Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat kinerja ekspor Indonesia hanya tumbuh 6,7% pada tahun 2018. Angka ini jauh di bawah target yang dipatok untuk pertumbuhan ekspor tahun 2018 yakni sebesar 11%.

"Di tengah memanas ekonomi dunia, ekspor Indonesia masih tumbuh positif 6,7%," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita saat melaporkan kinerja pada pembukaan Rakernas Kemdag 2019, Selasa (12/3).

Pertumbuhan ekspor merupakan salah satu mandat dari Presiden Joko Widodo. Jokowi meminta target pertumbuhan ekspor Indonesia mencapai 11% pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemdag 2018 lalu.

Selain pertumbuhan ekspor yang tidak tercapai, Enggar juga menyampaikan bahwa neraca dagang Indonesia masih mengalami defisit. Total defisit neraca dagang Indonesia tahun 2018 sebesar US$ 8,6 miliar.

Meski begitu, Enggar mengklaim besarnya impor terkait pertumbuhan industri di Indonesia. Pasalnya impor Indonesia didominasi oleh bahan baku dan barang modal.

Guna menggenjot ekspor ke depan Indonesia akan mengupayakan terjalinnya perjanjian dagang. Sebelumnya beberapa perjanjian dagang telah selesai seperti Chili, asosiasi persagangan bebas Eropa (EFTA), dan Australia.

"Negara Afrika, Mozambik, Korea, Tunisia, dan Bangladesh, jadi prioritas selesaikan negosiasi," terang Enggar.

Selain masalah ekspor, dua mandat presiden tahun lalu dinilai positif. Enggar melaporkan stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pokok dilaksanakan dengan baik.

Salah satu buktinya terlihat dari hasil inflasi pada tahun 2018. Inflasi tahun 2018 sebesar 3,13% membuktikan adanya stabilitas harga bahan pokok.

Mandat terakhir Jokowi tahun 2018 lalu adalah pembangunan dan revitalisasi pasar rakyat. Target hingga tahun 2019 terdapat 5.000 pasar rakyat yang dibangun dan direvitalisasi.

"Sudah selesai 4.211 unit hingga 2018 dan akan dituntaskan," jelas Enggar.

Enggar bilang revitalisasi pasar berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi. Revitalisasi pasar meningkatkan omzet terbesar mencapai 400% dan rata-rata volume transaksi naik 20,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×