kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Gelar Aksi Demo, Ini Lima Tuntutan Driver Ojek Online


Senin, 21 Juli 2025 / 16:54 WIB
Gelar Aksi Demo, Ini Lima Tuntutan Driver Ojek Online
Aksi unjuk rasa Driver Ojol di Jakarta.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Driver Ojek Online (Ojol) dari berbagai organisasi melakukan unjuk rasa untuk melayangkan sejumlah tuntutan salah satunya meminta turunnya potongan biaya platform sebesar 10%.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Igun Wicaksono menyampaikan, driver ojol baik roda dua maupun roda empat dan kurir yang tergabung dalam Korban Aplikator melayangkan lima tuntutan.

Pertama, meminta Presiden Prabowo Subianto menerbitkan peraturan perundang-undangan (Perpu)  sebagai alternatif awal seraya menunggu terbitnya Undang-Undang Transportasi Online yang bakal digarap oleh DPR RI.

Kedua, selama ini potongan yang dikenakan platform kepada para driver mencapai lebih dari 20% sebagaimana yang tertuang dalam regulasi Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) KP 1001 tahun 2022.

Baca Juga: Driver Ojol Kembali Demo, Tuntut Potongan Platform 10% hingga Status Pekerja

“Yang kami minta pada poin kedua adalah potongan biaya aplikasi diturunkan menjadi 10% saja, karena selama ini semenjak regulasi itu dibuat perusahaan aplikasi ini sudah banyak memotong sampai hampir 50%,” ujarnya saat ditemui di Kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (21/7).

Ketiga, lanjut Igun, driver ojol meminta adanya tarif antar barang, pengantaran barang dan makanan yang selama ini dinilai belum ada hitung-hitungan yang adil.

Keempat, di dalam Kepemenhub KP 1001 tahun 2022 juga menyebut bahwa perusahaan aplikasi ojol harus melakukan audit. Untuk itu, driver ojol meminta pemerintah mendesak perusahaan aplikasi melakukan audit investigatif.

Kelima, tidak adanya hukum yang jelas di ekosistem transportasi online, maka perusahaan aplikasi ini membuat program-program seperti Aceng, slot, multi-order atau hub, di mana ini banyak menimbulkan masalah.

“Ada argo Aceng dan slot, ini sangat disayangkan oleh kawan-kawan. Perusahaan aplikasi itu hanya membayar (ke driver) sebesar Rp 5.000. Nah, sedangkan penumpang atau pengorder ini kadang membayar sampai Rp 20.000, Rp. 25.000. Kita minta itu agar dihapuskan,” tandasnya.

Lebih lanjut, Igun menambahkan, adapun Indonesia merupakan negara dengan potongan biaya aplikasi paling tinggi ketimbang negara-negara di Asia Tenggara. Dia bilang, negara tetangga hanya dikenakan biaya aplikasi sekitar 6% sampai 12%.

“Di negara-negara tetangga kita berlaku 6%-12% atau tidak jauh dari 10%. Nah, ini ada apa?” pungkasnya.

Baca Juga: Polisi Kerahkan 1.632 Personel Pasukan Gabungan Amankan Aksi Demo Ojol di Jakarta

Selanjutnya: Prospek Investasi Asing ke Indonesia Masih Terbuka Meski Ada Tekanan Global

Menarik Dibaca: 4 Cara Mencairkan Maskara yang Kering dengan Mudah, Jangan Langsung Dibuang!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×