kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Ekonom Maybank Prediksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan Melebar pada 2025 & 2026


Kamis, 22 Mei 2025 / 19:04 WIB
Ekonom Maybank Prediksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan Melebar pada 2025 & 2026
ILUSTRASI. Neraca Perdagangan Surplus, Aktivitas bongkar muat Peti Kemas di pelabuhan Jakarta International Countainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/4/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$4,33 miliar pada Maret 2025 atau naik sebesar US$1,23 secara bulanan (month-to-month/mom). Angka itu lebih tinggi dibandingkan Februari 2025, sebesar US$3,12 miliar. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.D - JAKARTA. Global Markets Economist at Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akan melebar pada tahun 2025 dan berlanjut pada 2026.

Myrdal mengatakan, meski CDA menyusut pada Kuartal I-2025 menjadi US$ 0,2 miliar atau setara setara 0,1% dari PDB (produk domestic bruto), namun pihaknya memperkirakan defisit akan kembali meningkat pada kuartal berikutnya ke 0,48% dari PDB.

"Ini seiring kenaikan defisit pada primary income balance saat ada periode distribusi dividen maupun pembayaran bunga kupon SUN (surat utang negara) ke investor asing dengan tekanan CA Defisit yang rendah dengan defisit 1% tahun ini," ungkap Myrdal kepada Kontan, Kamis (22/5).

Baca Juga: BI Proyeksi Defisit Transaksi Berjalan 2025 Terjaga di Kisaran 0,5% - 1,3% dari PDB

Myrdal melanjutkan, Bank Indonesia diperkirakan masih akan memangkas suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis point pada tahun 2025.

Sementara itu untuk tahun 2026, Myrdal memproyeksikan neraca transaksi berjalan masih akan mengalami defisit sekitar 1,45% dari PDB tahun 2026.

"Ini didorong oleh defisit dari primary incomes balances untuk bayar kupon SUN, dividen listed companies, maupun defisit neraca dagang seiring pemulihan aktivitas ekonomi domestik," ungkapnya.

Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Turun Jadi US$ 0,2 Miliar pada Kuartal I 2025

Adapun terkait menurunnya defisit transaksi berjalan pada Kuartal I-2025 yang sebesar US$ 0,2 miliar atau setara 0,1% dari PDB, yang menurun dibandingkan dengan defisit kuartal sebelumnya US$ 1,1 miliar pada 2024.

Myrdal menyebut menurunnya defisit transaksi berjalan ini terjadi seiring surplus surplus neraca dagang yang melebar. 

"Itu didukung oleh kontribusi menguat ekspor pada awal tahun yang tinggi ke negara mitra dagang di ASEAN, India, Amerika Serikat (sebelum ada kenaikan tarif mulai April 2025) dan juga sejalan dengan defisit neraca dagang minyak yang lebih rendah saat harga minyak global turun," terangnya.

Baca Juga: Diprediksi Berlanjut di 2026, Defisit Transaksi Berjalan Bisa Tembus US$ 17,31 Miliar

Selanjutnya: Rupiah Diproyeksi Menguat pada Jumat (23/5), Disokong Sentimen Global dan Domestik

Menarik Dibaca: Bank CTBC Salurkan Pendanaan Lebih Dari Seperempat Triliun ke Easycash

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×