Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diperkirakan semakin melebar pada tahun 2025.
Kepala Ekonom Bank Permata memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan akan melebar menjadi 1,18% dari produk domestik bruto (PDB), meningkat dari kuartal IV 2024 yang mencapai US$ 1,1 miliar atau defisit 0,3% dari PDB.
Josua menyebut, defisit neraca transaksi berjalan akan melebar tahun ini, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan agenda pro-pertumbuhan yang mendorong impor.
“Sementara ekspor menghadapi tantangan dari perang dagang 2.0. Namun, defisit tetap terkendali dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi,” tutur Josua kepada Kontan, Kamis (20/2).
Baca Juga: BI Proyeksi Defisit Neraca Transaksi Berjalan Melebar Pada 2025
Sementara itu, neraca transaksi finansial diperkirakan akan tetap positif pada tahun 2025, didukung oleh investasi langsung dan investasi lainnya, meskipun investasi portofolio dapat membukukan defisit di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Lebih lanjut, secara keseluruhan, defisit neraca pembayaran 2025 diproyeksikan akan mencatat defisit kecil, yang mengarah pada penurunan cadangan devisa yang moderat pada akhir tahun.
Menurut Josua, defisit neraca pembayaran dapat membatasi ruang untuk penurunan suku bunga Bank Indonesia pada tahun 2025, terutama karena ketidakpastian global mengurangi aliran masuk modal.
“Hal ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas rupiah dan menekan inflasi impor,” ungkapnya.
Ia memperkirakan, BI akan mempertahankan suku bunga atau BI-rate di level 5,75% hingga akhir 2025. Sedangkan cadangan devisa diperkirakan mencapai US$ 152 miliar-US$ 156 miliar dan nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.200-Rp 16.600 per dolar AS pada akhir 2025.
Untuk diketahui, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2024 mencatat surplus sebesar US$ 7,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus kuartal sebelumnya sebesar US$ 5,9 miliar.
Baca Juga: Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Surplus US$7,9 Miliar pada Kuartal IV 2024
Kenaikan surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang lebih rendah.
Kemudian, pada kuartal IV 2024, transaksi berjalan mencatat defisit sebesar 1,1 miliar dolar AS atau 0,3% dari PDB, lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar US$ 2,0 miliar 0,6% dari PDB pada kuartal III 2024.
Perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan barang, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia.
Terakhir, kinerja transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus dari US$ 7,5 miliar pada kuartal III 2024 menjadi US$ 8,5 miliar pada kuartal IV 2024. Kinerja positif ini ditopang oleh investasi langsung yang tetap membukukan surplus seiring optimisme investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap kondusif.
Selanjutnya: Sanken yang akan Hentikan Operasi, Kemenperin: Bukan Produsen Peralatan Rumah Tangga
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Ice Cream Fair sampai 5 Maret 2025, Beli 2 Gratis 1 Es Krim Cup-Cone
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News